Naskah

Naskah Film : Sahabat


Karya : Muhammad Arif Ali Wasi

Tokoh-tokoh :

  1. Arkan
  2. Furqan
  3. Anisa
  4. Reyhan
  5. Aisyah
  6. Gilang
  7. Lukman
  8. Reza
  9. Satria
  10. Mona
  11. Lisa

ADEGAN 1

Setting : Koridor-Kelas

(Arkan berjalan dari XI IPA 7 menuju XI IPA 2. Dalam perjalanan, Arkan disapa oleh anak-anak.)

Gerombolan cewek : “Hei, Arkan….”

(Arkan membalasnya dengan senyum terpaksa. Beberapa langkah kemudian ia disapa oleh Gilang, tiada lain adalah sahabatnya sendiri.)

Gilang : “Arkan!”

Arkan : “Eh bro, ada apa nih?”

Gilang : “Nanti pulang sekolah, aku ingin bertanya soal Fisika ya? Waduh, aku tidak paham yang dijelasin oleh guru”

Arkan : “Insya Allah ya (tersenyum akrab) Gilang, aku mau ke XI IPA 2 yah.”

Gilang : “Mau ke siapa?”

Arkan : “Furqan” (beranjak pergi)

Gilang : “Oh ya mangga (logat jawa) hus… hus….” (ledek Gilang)

(Arkan kembali melanjutkan perjalanan ke IPA 2, di depan IPA 3 terdapat geng kansas yang diketuai oleh Reza, saat Arkan melewati mereka, Reza melirik sinis kepada Arkan. Tetapi arkan tak menyadarinya. Dan saat memasuki kelas XI IPA 2, dia langsung menemui Furqan yang sedang membaca buku, disebelah Furqan ada Lukman teman dekat Furqan yang sedang mengobrol dengan temannya)

Arkan : “ Assalamualaikum, Furqan…” (mendekat Furqan dan duduk disamping meja Furqan)

Furqan : “Walaikumsalam, ada apa Arkan?” (tersenyum ramah)

Arkan : “Gimana toh kabarmu?”

Furqan : “Baik.”

Arkan : “Aku kesini mau minta pendapat kamu, boleh?

Furqan : “Pendapat tentang apa, Arkan?”

(Diluar pintu, Anisa yaitu gadis berjilbab yang soleh se sekolah, lewat dengan teman-temannya dengan anggun. Arkan menatap Anisa. Furqan melihat apa yang sedang dilihat Arkan kemudian tersenyum dan menyadarkan Arkan)

Furqan : (melambaikan tangan depan wajah Arkan) “Minta pendapat tentang gadis itu toh? Hehe”

Arkan : “Eitt, apaan… Nggak kok, bener…” (salah tingkah sembari tertawa)

Furqan : “Oalah, yang bener?” (ledek Furqan)

(Arkan dan Furqan tertawa akrab)

ADEGAN 2

Setting : Kelas

(Jam ulangan Biologi, yang bimbing adalah Bapak Rudianto. Pak Rudi setelah membagikan soal, seketika langsung duduk di kursi guru dan lama-lama ketiduran. Anak-anak langsung ber-aksi, mereka saling mencontek, ada yang buka buku, tanya teman, dan melihat contekan dalam selembar kertas. Yang tetap tertib hanya tiga orang, Furqan, Anisa, dan teman Anisa yaitu Reyhan. Mereka duduk dibangku depan. Sebelum bel pulang sekolah mereka telah menyelesaikan soal ulangan dengan rasa bangga. Bel pulang pun berbunyi, Pak Rudi terkejut)

Pak Rudi : “Gimana ulangannya? Sudah selesai semuanya?

Anak-anak : “SUDAH PAK……!!!!” (kompak)

Pak Rudi : “Kalian memang pintar. Sekarang soal dan jawaban harap dikumpulkan. Dan PULANG…..”

ADEGAN 3

Setting : Kantin

(Arkan sedang memakan Bakso dan Gilang hanya meminum es teh sembari konsen pada buku Fisikanya)

Gilang : “Arkan, ini caranya bagaimana?” (menyodorkan buku)

Arkan : “Ouw, ini… kita lihat contohnya…” (dijelaskan)

Gilang : “Hah???Cuma gini tok?? Daning gampang?” (meremehkan)

Arkan : “Kalau mau belajar, pasti kamu bisa kok. Banyak-banyak latihan soal saja. Kalau kamu tidak paham, Tanya ke aku saja.”

(Lisa, cewek favorit disekolah dating menghampiri Arkan dan Gilang)

Arkan : “ssutt… ssutt….(kepada Gilang) tuh cewek yang kamu taksir, datang!”

(Lisa melambaikan tangan.. Arkan membalas dengan senyuman, Gilang dengan lambaian tangan)

Gilang : “oalah dia lambaikan tangan buat aku…” (GR)

Arkan : “Bukan buat kamu, tapi kita berdua.”

(Lisa duduk di sebelah Arkan)

Lisa : “Belum pada pulang?” (tersenyum anggun)

Arkan : “Kita lagi belajar Fisika.” (balas tersenyum)

Lisa : “Belajar? Ouw, menghitung gaya pada bakso ya?” (ledek Lisa)

Arkan : “Ah Lisa ada-ada saja, aku sekalian makan siang”

Lisa : “Ouw…” (tersenyum)

Arkan : “Lah kamu?kenapa belum pulang?”

Lisa : “Aku janjian sama teman di kantin.”

Arkan : “ouw…”

(Arkan melirik Gilang yang sedang menatap Lisa dengan mulut mangap, Arkan menendangi kaki Gilang tanda menyadarkannya)

Arkan : “Hempp, kayanya kita sudah selesai, kita pulang dulu ya. Ayo Gilang?”

Gilang : “O…oh… iya..iya… kita.. kita-kita pulang dulu” (salah tingkah)

Lisa : “hati-hati ya, guys!!!”

(Mereka pergi meninggalkan Lisa, Arkan tersenyum melihat Gilang. Gilang pergi dengan mulut mangap)

ADEGAN 4

Setting : Mushola

(Furqan mengambil air wudhu, setelah usai, Anisa dan Reyhan lewat dihadapannya. Furqan tersenyum, Anisa dan Reyhan membalasnya dengan senyum. Di dalam Mushola ada Lukman yang menunggu berjamaah)

Lukman : “Kamu imam ya.”

Furqan : “Qamat” (memerintahkan Lukman Qamat)

Luman : (mengumandangkan Qamat)

(di Mushola hanya ada 4 orang, Furqan, Lukman, Anisa dan reyhan. Mereka shalat berjamaah. Selesai sholat, Furqan dan lukman berbincang-bincang di teras Mushola. Anisa dan reyhan melihatnya. Dan saat keluar dari Mushola mereka mengobrol)

Reyhan : “Furqan dan Lukman, mereka sangat soleh. Aku sungguh kagum dengan mereka.”

Anisa : “Iya, Rey. Kamu ingat pada saat Furqan mendapatkan beasiswa pendidikan gratis ke Australia ? Dia lebih mengutamakan merawat almarhumah ibunya yang pada saat itu sedang sakit keras. Walaupun ada pembantu yang akan merawat ibu dan ibunya pun mengizinkan Furqan mengambil beasiswa, dia tetap teguh untuk merawat ibunya, yang tiada lain satu-satunya keluarga Furqan.” (kagum)

Reyhan : “Berita wafat ibunya, membuat kita semua ikut merasakan kesedihan Furqan. Betapa tidak? Selain kehilangan beasiswa dia juga kehilangan seseorang yang amat berharga baginya. Dan sekarang dia hidup sendiri dengan hasil uang warisan yang tak seberapa.”

Anisa : “Tetapi keputusan ia, adalah keputusan yang tepat.” (tersenyum)

Reyhan : “Kita doakan saja, ya…”

ADEGAN 5

Setting : Ruangan anak nongkrong

(Gerombolan Geng Kansas yang terdiri dari 4 orang cowok. Reza, Satria, Robby, dan Roni)

Satria : “Men, tadi gue lihat, si Arkan ngobrol sama si Lisa, mesraaaaaaa bgt skl…!”

Mona : “Gila si Arkan! Cari masalah aja tuh anak.”

Roni : “Cewek yang lu incer, malah digodain sama cowok lain, bos..” (kepada Reza)

Mona : “Kita kasih pelajaran aja tuh anak! Biar Kapok!!!”

Satria : “Pelajaran?? Benar tuh.. Gimana kalo pelajaran Fisika? Susah banget tuh”

Mona : “Bukan pelajaran itu, oon..!”

Reza : “Tenang men.. Liat saja tanggal mainnya.” (sinis licik)

Satria : “Main? Jangan bilang kalo mau main petak umpet?”

Mona : “siapa yang mau bilang itu?? Oon..!”

Satria : “Iya, maaf-maaf…”

Mona : “Lalu rencana kita apa bos?”

Reza : “Dia orang yang paling gue benci di sekolah ini. Gue eneg liat dia so artis, so kecakepan! Liat saja, gue bakal bikin dia jadi sampah!” (senyum licik)

Mona : “Gimana caranya bro?”

(Reza menceritakan ide-nya untuk menyerang Arkan kepada yang lain)

Satria : “Wuih, bagus tuh..”

Mona : “Yo’i, gue setuju cara lo..”

Satria : “Eyauld…”

Reza : “Tujuan kita, membuat dia jadi sampah!”

Semua : “Ok bos!”

ADEGAN 6

Setting : Kelas

Pak Rudi : “Anak-anak, hasil ulangan kemarin sudah saya koreksi dan saya nilai. Dan herannya kalian tidak ada yang di remidi. Beda sekali pada saat UHB kemarin, hanya ada 3 orang yang lulus.”

Siswa1 : (berbisik pada temannya) “Ya iyalah, masa ya iya donk.. Duren aja dibelah masa dibedonk.”

Pak Rudi : “Siswa1, ada apa. Kenapa ngomong duren. Saya jadi lapar.” (bicara dengan irama datar)

(anak-anak menahan tawa )

Siswa1 : “Oh ga apa-apa, Pak. Duren itu enak ya, Pak?” (berbicara tanpa dosa alias sekenanya)

Pak Rudi : “Iya-iya enak… (tertawa) Loh, kok bahas duren? Kita tidak membahas lagu Julia Peres, loh..”

(anak-anak tertawa)

Pak Rudi : “Sudah-sudah, diam semuanya. Saya lanjutkan yang tadi.”

(semua terdiam perlahan)

Pak Rudi : “Tadi sampai mana ya?”

(anak-anak tertawa kembali)

Siswa2 : “Julia Peres, Pak.” (ledek siswa2)

Pak Rudi : “Hus ah,, apa ya? (berpikir) oh ya, saya ingat… ULANGAN.”

(anak-anak masih ada yang tertawa)

Pak Rudi : “SStt… jangan berisik. Saya lanjutkan lagi. Jawaban kalian memang sungguh sempurna, jawaban dengan panjang lebar. Mungkin karena pikiran kalian sama semua. Hahaha… Ya, silahkan tepuk tangan untuk diri sendiri..”

(semua bertepuk tangan dengan meriah)

Pak Rudi : “Karena nilai kalian bagus-bagus, kalian akan dapat hadiah dari saya.”

Siswa1 : “Buat saya saja pak, hihi.” (cengengesan)

(semua siswa menyoraki Siswa1)

Pak Rudi : “Semua siswa harus kebagian, kalian semua ingin hadiah toh?”

Semua : “IYAAA, PAK…”

Pak Rudi : “Beneran toh kalian ingin dapat hadiah?” (tanya dengan meyakinkan)

Semua : “IYAAA PAK….”

Pak Rudi : “Ok, hadiah kalian adalah ditambahnya soal menjadi 65 soal untuk UHB berikutnya. Setuju toh?”

Semua : “IYAAA, PAK….”

Pak Rudi : “Anak pintar”

Semua : (baru menyadari) “APAAAA?????”

(Semua gadih dan saling menyalahkan)

Pak Rudi : “Ayo kita mulai pelajaran Biologi!” (semangat)

(semua siswa kecuali Furqan dan Anisa lemas di tempat duduknya masing-masing)

Pak Rudi : “Hei… hei… hei…. Jangan terlalu senang, santai saja anak-anak” (bicara dengan enteng)

ADEGAN 7

Setting : Kelas-Koridor

(Bel pulang sekolah berbunyi. Di koridor kelas, Furqan berjalan dengan Lukman sembari membawa tas. Furqan melupakan sesuatu)

Furqan : “Lukman, kamu pulang diluan saja. Aku mau ambil buku kimia. Kebawa sama Satria.”

Lukman : “Ok” (meninggalkan Furqan)

Furqan : “Hati-hati ya!”

(Sebelum memasuki kelas menemui Satria, Furqan mendengar percakapan Geng Kansas yang mencurigakan)

Reza : “Ini tugas lo, yang numpahin air ke seleting celana Arkan. Lu bilang aja, gak sengaja numpahin itu air! (Ke satria) lalu, tugas lo, Mona. Lo ajak Arkan ngbrol untuk mengalihkan perhatian dia. Dan saat Arkan keluar kelas, gue bakal sindir dia habis-habisan, ’oalah mimpi basah toh, siang-siang gini!!’ Hahaha, mampus tuh anak!”

(Anggota Geng Kansas mengiyakan. Furqan yang berada di balik pintu, menggelengi perilaku mereka)

Reza : “Ayo, kita beraksi!”

(Mereka keluar dari kelas, posisi mereka berjalan seperti anggota F4 yang di Taiwan itu lohw. Satria menyapa anak-anak cewek yang lewat sembari memegangi botol air. Setelah tiba di kelas XI IPA 7, mereka melihat di dalam kelas terdapat, Arkan dan Gilang. Gilang menunggu Arkan membereskan buku-buku. Sedangkan Mona beraksi masuk kedalam kelas)

Mona : “Hai, Arkan, Hai Gilang! Mau pada pulang ya?”

Gilang : “Iya.”

Mona : “Arkan, gue mau Tanya Fisika. (menyodorkan buku) Ini gimana caranya?”

Arkan : “Oh.. ini. Ini memang cukup sulit. Konsentrasi ya….” (dijelaskan)

(Satria masuk diikuti oleh Furqan, ketika Satria mendekati Arkan, Furqan dengan cepat menyapa satria. Dan satria terkejut, tanpa sengaja botol air itu tumpah ke celananya sendiri)

Gilang : “Waduh… hati-hati bro. Tuh kan malah tumpah…!”

Satria : “Gue kaget tau!!!”

(Arkan menahan tawa, sedangkan Mona heran dengan perilaku temannya yang gagal)

Furqan : “Maaf ya…! Aku mau Tanya, kamu pinjam buku Kimia ku?”

Satria : “Tadi gue udah simpen di kolong meja lu…!”

Furqan : “Ouw, ya sudah.. sekali lagi maaf ya..!” (pergi)

Satria : “sialan” (berbisik pada dirinya sendiri)

ADEGAN 8

Setting : Ruangan anak Nongkrong

Reza : “Sialan, kita gagal!!!”

Satria : “Maaf bro..” (bersedih)

Mona : “Oalah gak usah sedih lah.. kita kan bisa balas di lain kesempatan.. santai saja bro..”

Satria : “Bukan itu, masalahnya,,,” (menunduk malu)

Mona : “Loh, memang ada apa apa sih?”

Satria : “Celana gue men… tadi ada anak yang ngeledekin gue. Katanya… , katanya… gue mimpi basah di siang bolong gini…! Gue malu….!”

Reza : “Oalah coy (memberi celana ganti) cepat ganti celana lu, sana…!”

Satria : “Thank ya” (pergi)

Mona : “Rencana awal kita gagal, lalu gimana rencana selanjutnya?”

Reza : “DROP OUT.”

ADEGAN 9

Setting : Rumah

(Rumah Furqan yang kecil, sederhana, tetapi sangat rapi. Dia hanya tinggal seorang diri. Terlihat Furqan sedang memasak nasi goreng untuk makan malamnya, dan segelas teh untuk minumannya. Setelah selesai, dia duduk untuk segera menyantapnya. Tiba-tiba perhatian dia beralih ke hadapannya, yaitu kepada Fhoto kenangan bersama ibunya. Perlahan ia mendekati dan mengambil Fhoto tersebut, tatapan penuh kerinduan ia keluarkan, tangisan tetes demi tetes air mata tumpah ke kedua pipinya. Dia berusaha menghapus kedua matanya, tetapi tak berhasil, kerinduannya meluap. Tangis semakin menjadi-jadi, tangisan tanpa suara, hanya isak tangis yang terdengar. Perlahan ia mencoba tersenyum menatap Fhoto kenangan itu. Dia berusaha untuk menegarkan hatinya. Dan berakhir dengan kecupan manis kepada Fhoto tersebut. Furqan kembali duduk untuk menyantap makanannya. Belum sempat menyantap makanannya, ada yang mengetuk pintu dan seseorang mengucapkan “Assalamualaikum”. Furqan dengan segera membukakan pintu, ternyata Arkan yang datang bertamu sembari membawa sebungkus gorengan)

Arkan : “Assalamualaikum, Furqan..”

Furqan : “Arkan,, Waalaikumsalam.. Ayo masuk..” (mempersilahkan arkan masuk)

(masuk ke rumah, dan Furqan mempersilahkan Arkan duduk di ruang tamu)

Furqan : “Malam-malam begini, ada apa? Sudah pamitan sama orang tua belum?”

Arkan : “Hehehe, orang tuaku membebaskan aku pulang kapan saja, asalkan aku tidak berbuat yang negative. Oh ya, ini gorengan untuk kamu.” (memberikan sebungkus gorengan)

Furqan : “Oalah, gak usah repot-repot kalo mau datang kesini… nanti bekal uangmu malah habis toh?”

Arkan : “gak apa-apa”

Furqan : “oh ya, aku barusan buat nasi goreng, kita makan berama dulu. Lagian kayanya kamu belum makan”

Arkan : “Wah Furqan, kamu tau aja”

(Furqan tersenyum dan membagi sepiring nasi goreng menjadi dua piring kecil ditambah gorengan hangat pemberian Arkan. Furqan pun membuat segelas teh hangat. Furqan membawanya dengan nampan)

Arkan : “waduh, malah aku yang ngerepotin.”

Furqan : “Gak apa-apa, kita kan diajarkan untuk saling menghormati tamu, sebagaimana menghormati dirinya sendiri (tersenyum) Yuh, sambil dimakan”

(mereka mengobrol sembari makan)

Arkan : “Furqan, kalau kamu butuh sesuatu, kamu bilang saja sama aku, selagi aku mampu, aku insya Allah akan tolong.”

Furqan : “Makasih ya, semoga keikhlasan mu diberi kebaikan dunia akhirat.”

Arkan : “Amin.”

(Furqan termenung sesaat, Arkan menyadarinya)

Arkan : “Ada apa, Arkan?”

Furqan : “Aku rindu mereka.”

Arkan : “Siapa?”

Furqan : “Anisa”

Arkan : “Anisa???” (terkejut)

Furqan : “Ya bukanlah… Aku rindu orang tua ku”

Arkan : “Insya Allah, mereka akan selamat di Akhirat, karena mereka mempunyai anak yang soleh seperti kamu”

Furqan : “Insya allah, makasih ya sobat, kalau aku tiada, jaga dirimu dengan baik. Hormati orang tua dan teman-temanmu.”

Arkan : “Hei.. kita masih muda, insya Allah kita masih diberi umur panjang.”

Furqan : “Kematian itu datang kapan saja. Aku ingin meninggalkan dunia ini dalam keadaan bersih.”

Arkan : “Furqan, ganti topik. Kamu nyeremin sekali..”

Furqan : “Hehehehe… maaf-maaf..”

Adegan 10

Setting : Kelas

(Ruangan kelas ramai, guru tidak masuk dan siswa diberi tugas. Yang mengerjakan hanya Furqan dan Anisa, sedangkan yang lain sangat gaduh. Segerombolan cewek bahas Arkan, sedangkan gerombolan cowok bahas Lisa)

Siswa Cewek : “Aduh cakep deh….!” (melihat fhoto digenggamannya)

Siswa lain : “Siapa sih?paling seleraa yu murahan.. hahahaha…”

Siswa Cewek : ”Enak saja..! Arkan, bu… arkan…!”

Semua Cewek : ”Wah… mana-mana?? Mau donk.. buat aku aja Fhotonya…” (genit)

Siswa Cewek : ”Weh enak aja!”

Siswa lain : “Arkan… (cengengesan) udah pinter, keren, ramah pula.. hohohoho…”

(semua cewek tertawa centil)

(sedangkan siswa cowoknya)

Siswa 3 : “eh men, si Lisa.. oalah t.o.p.b.g.t.s.k.l.coy!!”

Siswa 4 : “hei… (mengagetkan) gue punya Fhotonya low….” (humor dan memperlihatkan fhoto)

(Semua cowok tertarik, dan ketika mereka serempak melihat, ternyata Fhoto monyet berpose)

Semua Cowok : “huuuu… sialan lu..” (menjitak kepala siswa 4)

(perilaku mereka dilihat oleh Lukman, sejak dari tadi menggelengi perilaku anak-anak)

Lukman : ”Furqan, liat deh tingkah anak-anak..”

Furqan : “Kenapa?”

Lukman : “Anak muda… ckckckck..”

Furqan : ”kalau begitu, kamu tua donk? (cengengesan)

Lukman : ”Bukan begitu….”

Furqan : “Lalu bagaimana?”

Lukman : “Bagaimana ya?”

Furqan : ”bagaimana yang bagaimana?”

Lukman : ”Sudah deh, lupakan…” (ngambek)

Furqan : ”hehehe… maaf, aku paham kok!tiap hari mereka begitu toh?”

Lukman : ”Apa gak bosen ya?”

(Jeda sesaat melihat perilaku anak-anak. Furqan mengalihkan pembicaraan)

Furqan : ”Oh ya, hari ini mau kumpul teater?”

Lukman : ”pasti donk, Arkan juga kayanya berangkat.”

Furqan : ”Nanti aku liat deh, latiannya…”

Lukman : ”Kenapa gak ikut teater sih?”

Furqan : ”Lebih baik menjadi penonton.. hehe”
Lukman : ”Huuuu…”

(Anisa melirik Furqan dengan sembunyi-sembunyi)

Reyhan : “Nis, anter aku ke toilet..”

Anisa : ”oh ya…”

(mereka keluar kelas)

Adegan 11

Setting : Koridor dan toilet

(saat di koridor menuju tangga toilet, mereka berbincang)

Reyhan : ”Tingkah kamu akhir-akhir ini aneh. Dan kamu sudah mulai jaraang curhat sama aku. Sebenarnya ada apa Anisa? Aku kan sohibmu, ceritamu akan aku jaga, dan insya Allah aku akan kasih solusi buatmu”

Anisa : ”Ada hal aneh dalam batinku, janggal sekali.”

Reyhan : ”Kenapa?”

Anisa : ”Rasanya, Furqan…” (ragu-ragu meneruskan)

Reyhan : ”Furqan? Ada apa dengan Furqan?” (masuk toilet)

Anisa : “Aku khawatir dengannya.” (berbicara sendiri)

(Anisa melihat sekitar kebun, sunyi, senyap, tetapi damai. Tak berapa lama kemudian, Anisa melihat Genk Kansas di daerah gudang.)

Reza : ”Kita jebak Arkan, pake ini” (memperlihatkan sebungkus rokok dan bubuk narkoba) Kebetulan hari ini, anak IPA 7 pada olahraga”

(Genk Kansas dengan gerak cepat memasuki kelas XI IPA 7, Anisa terus memperhatikan gerak-gerik mereka secara bersembunyi. Di kejauhan Furqan melihat aksi Geng Kansas. Setelah Geng Kansas selesai dan meninggalkan IPA 7, Furqan mendekati IPA 7 dengan sedikit berlari. Anisa mengintip perilaku Furqan yang memasuki kelas IPA 7. Barang-barang milik Kansas yang ditinggalkan di IPA 7, ia bawa dengan mimik khawatir. Dengan segera Furqan membuangnya ke tong sampah. Furqan pergi, reyhan keluar toilet, Reyhan heran memperhatikan tingkah Anisa)

Reyhan : ”Anisa? Kenapa?”

Anisa : ”sstt… cepat kesini…” (berbisik)

Reyhan : ”Kenapa?” (berbisik)

Anisa : (melihat Furqan sudah pergi) ”ikuti aku…”

(Anisa mengajak Reyhan mendekati tong sampah, Anisa mengambil sampah yang dibuang oleh Furqan)

Anisa : ”Astagfirullah… Reyhan lihat ini.” (terkejut dan memperlihatkan bungkusan rokok dan narkoba)

Reyhan : (menutupi mulut dengan tangan) ”Nis, ini kan…? (tak kalah kagetnya)

Anisa : ”Rokok dan narkoba”

Reyhan : ”Punya siapa ini?”

Anisa : ”Tadi aku lihat Furqan yang membuang ini.”

Reyhan : ”Apaahh???” (sedikit berteriak)

Anisa : ”Sssssttt…… Jengan berisik, yang pasti ini bukan miliknya.”

Reyhan : ”lantas?”

Anisa : ”Geng Kansas, teman sekelas kita”

Reyhan : ”KANSAS?” (berteriak)

Anisa : ”SSSTTTTTT… jangan berisik!!!”

Reyhan : ”Kita harus laporkan ini ke Kepala sekolah!”

Anisa : ”jangan, kita tak punya bukti”

Reyhan : ”Laporkan saja ke polisi dan sidik jari sebagai bukti”

Anisa : ” kalau begitu, terdapat pula sidik jariku dan Furqan”

Reyhan : ”Lalu kita harus bagaimana?”

Anisa : ”Untuk kali ini kita biarkan, dan kita harus tanyakan ini semua pada Furqan.”

(membuang bungkus rokok dan narkoba ke tong sampah lalu pergi dengan segera.)

Adegan 12

Setting : Perpustakaan

(Lukman, Furqan, Anisa, dan Reyhan berjalan menuju perpustakaan. Tetapi Lukman pamit dan tidak dapat menemani Furqan, Furqan mempersilahkan Lukman pamit. Setelah sampai diperpustakaan, mereka duduk)

Anisa : (menunduk) ”Kami ingin menanyakan sesuatu.”

Furqan : ”Mengenai apa?”

Reyhan : ”IPA 7, Geng kansas dan kamu”

(Furqan terkejut)

Reyhan : ”Sebenarnya ada apa?”

Anisa : ”Aku yakin, kamu tak akan berani berbohong.”

Furqan : ”maaf, aku tidak tahu permasalahan ini.”

Anisa : ”BOHONG, lantas kenapa ada rokok? Kenapa ada narkoba?” (sedikit berteriak)

(semua siswa-siswi yang ada di perpustakaan melihat Anisa, Reyhan langsung mengalihkan perhatian yang lain)

Reyhan : ”Iya.. jadi narkoba itu mengandung zat kimia yang dapat merusak sistem organ, tubuh manusia dan alkohol juga sama dapat merusak sistem organ. Lalu bedanya apa? Aduh pelajaran kimia pusing!”

(semua siswa-siswi kembali biasa)

Reyhan : (berbisik pada Anisa) ”Hufft, kalau bicara pelan-pelan saja,Nis. Nanti malah kedengaran orang!” (Reyhan lega dan duduk kembali)

Anisa : ”tolong jawab pertanyaan ku, Furqan.”

Furqan : ”Mereka ingin memfitnah Arkan.”

Reyhan : ”Arkan?”

Furqan : ”Mereka memasuki barang itu ke dalam tas arkan.”

Anisa : Mengapa mereka melakukan hal itu?”

Furqan : ”Entahlah, yang pasti akan aku cegah perilaku mereka.”

Adegan 13

Setting : ”Ruangan anak nongkrong

(Reza dan Satria dengan mimik senang)

Reza : “Mampus tuh anak, gue rasa dia hari ini juga bakal di Drop Out dari sekolah!”

Satria : “Yo’i, men… si Mona pasti bakal berhasil jebak Arkan.”

(Kansas tertawa kompak. Suara ketukan pintu, Mona masuk dengan mimik kecewa)

Robby : “Sorry bro, kita gagal…! Tadi pas gue jebak dia buat buka tas-nya.. Rokok and narkobanya, NIHIL!!!Alias gak ada bro..!”

Reza : “Apaaa????”

Satria : “jangan-jangan. Si Arkan sudah tau? And bungkusan itu sudah cepet-cepet dia buang?”

Reza : “Sialan!!!cara yang kedua gagal..”

Satria : “Gue curiga…”

Mona : “Curiga kenapa, Sat?”

Satria : “tadi lu semua lihat gak?pas kita keluar dari kelas, si Furqan melirik ke kita terus.”

Reza : ”Gue gak lihat!”

Mona : ”gak liat!”

Satria : “lalu, lo semua sadar gak? Rencana pertama kita gagal juga karena Furqan?” (meyakini)

Mona : ”Kebetulan kali”

Reza : ”Tunggu… yang diomongin Satria ada benarnya juga. Jangan-jangan Furqan sudah tahu rencana kita”

Mona : ”yakin lu????”

Reza : ”kita lihat saja nanti.”

Mona : ”Oh ya, nanti sore ada latihan teater. Arkan ikut latihan teater, gimana kalau kita beraksi pas dia latihan, setuju gak men?”

Satria : ”Setuju banget, untuk kali ini gak ada si Furqan! Kita harus ngapain, bos?”

Reza : (berpikir) ”Gue gak ada ide.”

Mona : “Hajar aja langsung, kita sekap aja dia di gudang.”

Reza : ”itu artinya kita bunuh diri! Nanti dia malah laporkan kita ke guru.”

Mona : ”Kita bisa pakai topeng, coy..! Gimana, setuju?”

Satria : ”Yaul setuju, bro”

Reza : ”ok, ide bagus.”

(mereka semua tertawa sinis)

Adegan 14

Setting : Halaman depan sekolah, Jalan raya, pantai

(Arkan, Gilang, Furqan, dan Lukman berjalan di Halaman depan sekolah)

Gilang : “Arkan, Ngomong-ngomong tadi si Mona ngapain nyuruh buka tas kamu?”

Arkan : “Katanya pulpen kesayangannya hilang pas dia minta ajarin Fisika, kemarin. Kata dia, mungkin kebawa sama aku. Tapi nyatanya gak ada toh..”

Gilang : “Oh, gitu.”

Furqan : “Jadi kan?ke pantai?”

Lukman : “Pantai?memang ada apa?”

Arkan : “kata Guru Biologi kita, suruh bawa contoh populasi tanaman disekitar pantai.”

Furqan : “Sekalian aku juga ingin ke pantai, mau ikut?”

Lukman : “Wah, asyik tuh…!”

Gilang : “Kelas kamu gak disuruh bawa tanaman pantai, ya?

Lukman : “Di kelas kita penjelasan materi, lagi pula Pak Rudi sendiri yang bawa tanaman itu.”

(mereka tiba di parkiran motor. Gilang dibonceng oleh Arkan, sedangkan Furqan dibonceng oleh Lukman. Di tengah perjalanan, Furqan merenungi kejadian yang ada di sekolah disaat Kansas memasuki barang haram di tas Arkan, dan dia bersukur bisa menghentikan fitnah dari Kansas untuk Arkan. Dan mereka tiba di pantai, Gilang dan Arkan berpencar mencari tanaman. Arkan ditemani Furqan, sedangkan Gilang ditemani Lukman)

Arkan : “Wuih, panas bro..”

Furqan : “Tapi asyik juga. Aku suka dengan pantai, indah, sejuk, tentram dihati. Rasanya ini untuk terakhir kali aku berkunjung ke pantai.”

Arkan : “Ngomong itu lagi,, nanti tiap libur sekolah kita ajak yang lain buat holiday in the beach, ok?”

Furqan : “Ide bagus.”

(Arkan terus mencari, sedangkan Furqan duduk di pesisir pantai sembari menikmati pemandangan sekitar pantai)

Arkan : “Yes, akhirnya dapat nih, lumayan lah…” (tersenyum bahagia)

(Furqan tersenyum dan dibalas oleh Arkan dengan ssenyuman pula. Arkan duduk di samping Furqan)

Arkan : “Furqan, aku boleh tanya?”

Furqan : “Tanya apa? Tanya aja lagi…” (tersenyum)

Arkan : “Ada yang kamu sembunyikan tentang aku?”

Furqan : “Wuih, GR… Gak ada kok..”

Arkan : “Beneran?”

Furqan : “Kenapa kamu tanya begitu?”

Arkan : “Hemmpp, gak apa-apa si.. Cuma tanya..” (tersenyum)

(Furqan merenung dan berbicara dalam hati)

Furqan : Maaf Arkan, aku tidak mau membuat kamu cemas. Walau geng Kansas akan menyerang kamu, insya allah aku pasti akan jaga kamu, sahabat…

Arkan : (Arkan melihat Furqan merenungi sesuatu) “Kok melamun?”

Furqan : (Furqan menanatap pantai dengan pandangan kosong sembari tersenyum) “Walau terkadang dunia menyerangmu, walau dunia memusuhimu, walau dunia membencimu, walau dunia mengucilkanmu. Tapi ingat, satu hal yang perlu kamu tahu,.. bahwa kamu tidak sendiri, kamu punya seseorang yang dapat menemani kamu dalam suka maupun duka, dalam keramaian maupun kesendirian, dalam kesenangan maupun kebencian. Tahukah kamu siapakah itu?” (melihat Arkan)

(Arkan hanya melongok ke Furqan)

Furqan : “Tuhan, Orang Tua, dan Sahabat. Kita berharap kepada tuhan, agar orang tua kita diberi kesalamatan dunia akhirat. Mereka yang telah membesarkan kita, merawat kita tanpa pamrih, cinta dan kasih sayang yang tulus mereka berikan untuk kita. Kita tidak ingin kehilangan orang tua, kita masih butuh orang tua, kita gak boleh sia-siakan kepercayaan mereka.. ” (Furqan mulai meneteskan air mata tetapi dengan perasaan tegar)

Arkan : “Furqan?” (memegang pundak Furqan dengan iba)

Furqan : “Semua itu sama halnya dengan seorang sahabat… Sahabat merupakan salah satu anugrah terbesar yang diberikan Tuhan untuk kita. Sahabat akan saling menjaga, sahabat akan saling mengerti. Tapi ingat, sahabat juga pasti punya kesalahan… Apabila aku punya kesalahan mohon maaf ya, jangan sampai kesalahan yang pernah aku lakukan membuat kita terputus tali persahabatan..”

(Arkan hanya melihat heran ke Furqan)

Furqan : “Heh, kok nglamun toh? Ada yang salah ya?”

Arkan : “Oh gak, gak.. (tersadarkan) Aku kagum sama yang telah kamu ucapkan. Yo’i, semoga persahabatan kita seperti apa yang kamu ucapkan.” (tersenyum dan merangkul Furqan)

Furqan : “nanti sore mau latihan teater toh? Ya sudah, ayo pulang ”

Arkan : “Ok, kita cari Gilang sama Lukman.” (melihat Furqan)

Furqan : “Gak usah dicari, tuh mereka sendiri yang datang kesini.”

Arkan : “Oh iya.”

(Gilang mendekati Arkan dan Lukman mendekati Furqan)

Gilang : “Gimana?”

Arkan : “Nih.. (menunjukan tanaman di genggaman Arkan) Lumayan dari pada lumanyun., hehe”

Gilang : (menepuk pundak Arkan) “Yuh, kita pulang, nanti sore kita ada latihan teater.”

(mereka berjalan meninggalkan pantai. Furqan berjalan dibelakang teman-temannya sembari melihat ke pantai, dan tersenyum mengucapkan “Selamat tinggal” kepada dirinya sendiri)

Adegan 15

Setting : Aula, Gerbang belakang, kantin, Koridor dan Gudang.

(Pada sore hari, di aula sedang latihan teater penampilan anak-anak di kelas, Arkan hanya menonton ditemani dengan yang lain)

A : ”Pak Guru…. gawat Pak, gawat…”

B : “Ada apa ini? Kenapa kamu baru masuk, heh??

A : ”Ada hal penting yang harus diselamatkan sekarang juga pak, menyangkut kehidupan berbangsat. Eh, maksud saya berbangsa dan bernegara. Kita harus segera menyelamatkan ini pak, kalau tidak berdampak amat sangat super duper dahsyat sekali…”

B : (bengong) apa itu?”

A : “Tidak pak, nanti saja… sekarang lebih baik kita kesana, ayo kita kemon!!”

C : ”weh, kamu nyindir aku doraemon ya? Kurang ajar.”

Anak-anak : ”Kemon!!!! Doraemon…..” (serempak)

B : “Oah…. sudah-sudah.. Ayo kita ikuti orang utan ini.”

A : ”Bapak?” (terkejut)

B : ”Aduh… maksud saya orang ini… Hayu…”

(disisi lain, Arkan pamit pada ketua teater untuk ke toilet)

Arkan : ”Mba, aku ke toilet dulu ya…?”

(diizinkan)

(Arkan memasuki toilet dekat kelas XI IPA, hal ini diketahui oleh geng Kansas yang berada di Gerbang belakang untuk menyerang Arkan. Tak ayal, perilaku Geng kansas ini pun diketahui oleh Furqan, yang mengawasinya dari balik tembok menuju kantin belakang)

Reza : ” Akhirnya, ini adalah kesempatan kita! Cepat pakai topengnya” (menyuruh Satria)

(Tanpa disadari Furqan, ia diketahui oleh Mona, yang berada di belakangnya)

Mona : ”Tunggu, bos…” (sedikit berteriak)

(Kansas mendengar teriakan Mona, Mona tersenyum picik pada Furqan dan serta merta di dorong tubuh Furqan oleh Mona sehingga ia terjatuh dan terlihat oleh teman Kansasnya)

Reza : ”sialan!!!!” kita ketahuan.”

(Satria dengan lekas melipati tali pada tangan Furqan dengan posisi tangan kebelakang, dan Mona bergantian mengawasi Arkan yang berada di dalam toilet)

Satria : ”Lo ngapain ngintip kita, heh???”

Furqan : ”Perilaku kalian harus aku cegah.” (jawab dingin oleh Furqan)

Reza : “So, alim lo…!” (menampar)

(Mona memperhatikan Arkan dari balik tembok gerbang belakang)

Mona : “Men, si Arkan sudah keluar.”

(Furqan dengan lekas berteriak)

Furqan : “ARKANN..!(teriakan pertama) Ar…”

(belum selesai teriakan kedua, Furqan dipukul dengan keras hingga pingsan)

Reza : ”Sialan ini, anak!”

(Disisi lain, Arkan menengok ke arah sumber suara, dengan mimik penasaran. Perlahan ia membalikan badan dan segera berjalan perlahan mendekati suara yang seperti memanggil namanya. Beberapa langkah berjalan, Arkan disapa oleh Gilang)

Gilang : ”Arkan!!! Lama sekali dari toilet, beser ya?” (cengengesan)

Arkan : ”Oh kamu, lang… Oah… ya sudah ayo kita ke aula lagi.”

(Arkan dan Gilang kembali ke aula, sedangkan keadaan di daerah gerbang belakang, Satria sedang memegangi Furqan yang pingsan dan dibiarakan di lantai, Reza berdiri depan Furqan, lalu Mona yang berada tepat di balik tembok pasca mengintipi Arkan)

Mona : ”dia sudah pergi”

Satria : ”Kita apain anak ini? Dia sudah lihat kita, dan mungkin dia bakal ngancam kita ke guru.”

Reza : (berpikir keras) ”Ok, kita sekap dia di gudang.”

(geng kansas dengan segera mengikuti komando Reza. Furqan di seret tak sadarkan diri menuju gudang. Setelah sampai di gudang, Furqan diikat dengan tali ke bangku, dimasuki kain kedalam mulutnya, dan diplester mulutnya. Reza tersenyum melihat kondisi Furqan)

Reza : ”Hemp, aku punya ide.”

Satria : ”Ide apa bos?”

Reza : “Akan aku jadikan Furqan sebagai sandera buat menjebak Arkan.” (tersenyum licik)

Adegan 16

Setting : Aula (sedang latihan teater)

Lukman: “Si Furqan, kok gak datang ya?” (khawatir)

Arkan : “Dia kan gak ikut teater?”

Lukman: “tapi dia mau nonton latian teater ini.”

Gilang : ”Mungkin lagi sibuk, karena ada tugas sekolah, atau mungkin juga tugas rumah numpuk.”

Lukman: ”Mungkin.” (tetap khawatir)

Adegan 17

Setting : Gudang

(Furqan terikat tak berdaya duduk di kursi kayu, mulut tak bisa bersuara karena penuhnya kain yang ada di dalam mulutnya, gerakan kaki dan tangannya pun tak bebas karena saking kuatnya ikatan tali. Furqan terus berontak tetapi tidak ada hasilnya sama sekali, yang ada ia hanya menangis lirih.)

Furqan : Tuhan… ujian apa lagi yang akan engkau berikan pada hamba-Mu yang lemah ini… inikah jalan hidup yang harus hamba lalui? Inikah ya Tuhan? Ya tuhan, hamba ikhlas terima semua ini, pastilah engkau akan memberikan hikmah disetiap cobaan. Pastilah Engkau akan memberi petunjuk kepada mereka yang terseseat. Engkau Ada ya Tuhan, Engkau Maha melihat kami…. ciptaan-Mu….

(Tak lama kemudian suara azan berbunyi, dia melihat jam yang ada di tangannya yang sudah menunjukan pukul 18.00.)

Furqan : Sudah jam 6 sore, aku harus sholat. (melihat sekitar ruangan) oh ya, aku bisa tayamum walau dengan badan yang terikat, tapi aku harus menjalankan kewajiban ini.

(Furqan dengan lekas bertayamum dan sholat. Setelah sholat ia kembali menangis. Furqan teringat semua kenangan pada masa kecilnya ketika bersama ibunya yang tercinta.)

Furqan : ibu…. (menangis)

Adegan 18

Setting : Rumah Arkan dan rumah Furqan

(kamar tidur Arkan)

Arkan : “hehm, apa Furqan benar-benar sibuk ya? (berpikir sejenak) Aku telepon saja, barangkali saja dia butuh bantuan.” (berbicara kepada diri sendiri)

(Arkan menekan Hp, dan segera menelepon ke rumah Arkan, di rumah Arkan telepon terus berbunyi tanpa ada seorang pun yang mengangkat)

Arkan : ”Kok gak diangkat ya? Mungkin benar-benar gak bisa diganggu. Sudahlah, biar besok aku temui dia.”

(beranjak tidur, menarik selimut, dan…) “Zzzzz” (tertidur)

Adegan 19

Setting : Koridor dan kelas

Arkan berjalan menuju IPA 2, dia disapa oleh beberapa temannya. Arkan sesekali menyapa temannya. Ketika tiba di kelas IPA 2, dia langsung mencari Furqan dan ternyata tidak ada. Arkan menghampiri Lukman)

Arkan : ”Assalamualaikum Lukman, Furqan hari ini masuk sekolah?”

Lukman: ”Dia hari ini gak masuk, gak ada surat pula… Biasanya kalau izin dan sakit dia pasti bikin surat. Tapi jarang sekali ia tidak masuk sekolah)

Arkan : ”Oh begitu ya,, ya sudah, kalau kamu melihat Furqan, tolong kabari aku, ya?”

Lukman: ”Ok.”

(Arkan keluar kelas, genk kansas tersenyum melihat mimik Arkan yang khawatir, Anisa pun merasakan kecemasan yang terlukiskan dalam mimik wajahnya)

Adegan 20

Setting : ruangan anak nongkrong

(genk kansas merasakan kepuasan)

Reza : ”sekarang saatnya arkan kita serang habis-habisan.”

Mona : ”Lalu kita harus apakan si Furqan, bos?

Satria : ”Bro, gue punya ide. Undang saja geng centil Mozart buat godain Furqan,. Gue muak sama sikap Furqan yang sok alim!!!”

Mona : “Bener juga tuh, si Furqan pasti ikut tergoda coy!! Nanti saat Furqan dan geng Mozart beraksi, kita Fhoto saja mereka, dan kita ancam Furqan pake Fhoto itu untuk tutup mulut. Pastinya, dia bakal takut di DO dari sekolah ini. Dia kan dapat beasiswa dari sekolah ini.”

Reza : “otak lu semua memang pada encer. Gue terima ide kalian. Tapi sasaran kita ini bukan Furqan! Sasaran kita adalah si Curut Arkan…!”

Satria : ”Lalu bagaimana kita mulai serang Arkan?”

Mona : ”Gimana kalau kita permalukan di depan umum?”

Satria : ”Yaul, tapi bagaimana caranya bro?”

Mona : “kita telanjangi saja dia, dan kita ikat di pohon sekolah. Lumayan tuh, pemandangan, heheh”

Satria : ”Itu si mau loe…! Tapi ide bagus tuh, yang pastinya kita gunakan topeng.”

(mereka semua tersenyum sinis)

Adegan 21

Setting : Mushola

(Anak-anak perempuan berjilbab sedang mendengarkan tausiyah dari Aisyah)

Aisyah : (menjelaskan nasihat tentang persahabatan hakiki)

(setelah selesai, semua saling bersalaman, dan keluar. Aisyah mengajak Anisa mengobrol, Reyhan pun ikut menemani)

Aisyah : ”Aku bukannya untuk ikut campur dalam permasalahan kalian, tetapi alangkah lebih baiknya kita saling mencurahkan hati. Insya allah solusi terbaik akan aku berikan untuk kalian.” (mengucapkan kata demi kata dengan halus)

Anisa : ”maksud mba Aisyah?” (heran dan menatap Aisyah dengan penuh tanda tanya)

Aisyah : ”Aku tau, dari raut muka kalian. Tampaknya kalian memendam masalah yang serius.”

Reyhan: ”kenapa mba bisa tahu?”

Aisyah : ”Firasat orang beriman ada benarnya.” (tersenyum ramah)

(Anisa menunduk, Reyhan melirik Anisa)

Anisa : ”Geng Kansas, mba..”

Aisyah : ”Geng Kansas? Ada apa dengan mereka?”

Reyhan: ”Mereka ingin menyerang dan memfitnah Arkan.”

Aisyah : ”Tapi setau saya, Arkan baik-baik saja.”

Anisa : ”Itu karena Furqan yang selalu melindungi Arkan, dan saat ini Furqan tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Kita khawatir mba…” (Anisa mengusap air mata yang perlahan membasahi pipinya)

Aisyah : ”Apakah kamu memendam perasaan kepada Furqan?”

(Anisa hanya menunduk tak menjawab)

Reyhan: ” menurut mba Aisyah,kita harus bagaimana?”

Aisyah : ”Lebih baik, dinginkan dahulu pikiran kalian. Pertama periksa ke rumah Furqan, mungkin dia sedang sakit dan tak ada yang mengantarkan surat izin ke sekolah.”

Reyhan: ”Temani kami, ya mba…”

Aisyah : ”Insya allah, lebih baik kita kerumah Furqan sekarang.”

Reyhan: ”terima kasih mba.”

Adegan 22

Setting : kantin

(Arkan dan Gilang sedang memakan bakso)

Arkan : “Aku heran, seharian ini, aku tidak melihat Furqan, kemana ya..?”

Gilang : ”Sudah telepon ke rumahnya?”

Arkan : ”Kemarin malam aku telepon, tapi tidak ada yang mengangkat.”

Gilang : ”Kita kesana saja. Besok tidak ada tugas dan PR, jadi hari ini aku bisa santai dan bebas dari pelajaran” (girang kekanak-kanakan)

Arkan : ”pak, bakso sebungkus ya.” (kepada penjual bakso)

Pak bakso: ”campur de?”

Arkan : “Iya pak, sambalnya dipisah ya.”

Gilang : ”masih laper toh?”

Arkan : ”bakso itu buat Furqan, dia doyan banget sama bakso.”

Gilang : ”Ouw.. Oh ya, arkan.. aku ingin cerita sesuatu tentang perasaan aku, boleh?”

Arkan : ”Gilang? Kamu naksir aku?” (ledek Arkan)

Gilang : ”wehhh, enak ajaa… huuu..”

Arkan : ”Curhat apa, lang?”

Gilang : “Jujur, aku ngerasa sekali, bakal terjadi apa-apa dengan kamu. It’s my feeling”

Arkan : ”maksud kamu?”

Gilang : ”aku khawatir sama kamu, entah karena apa?”

Arkan : ”Tenang saja, aku kan punya sohib yang bisa menjagaku.” (menepuk pundak gilang)

Gilang : ”Aku bukan baby sister lu kali…” (ledek Gilang)

(Arkan dan Gilang tertawa akrab)

Pak bakso: “ini mas.” (memberi)

Arkan : “berapa semuanya pak?” (bersiap-siap untuk beranjak pergi)

Pak bakso: “7500”

Arkan : “Makasih pak.”

(Arkan dan Gilang pergi untuk menuju rumah Furqan)

Adegan 23

Setting : Gudang

(Koridor sekolah sepi, geng Kansas menuju gudang tempat Furqan disekap. Mereka masuk pintu gudang dengan mendobraknya. Mirip birdistib pada saat di MOS, Furqan menunduk)

Reza : ”HEH…!!! CUNGUK…!!! BANGUN LO…!!” (menjambak rambut Furqan)

(Furqan terbangun dan merasakan kesakitan)

Mona : ”Manja! sok ALIM LO!”

Satria : ”Coy, lo sudah nelpon Geng Mozart buat ke sini?” (tanya Roni kepada Satria)

Mona : ” Udah bro, tenang saja.”

(Reza terus mengolok-olok Furqan)

Reza : ”heh, cunguk! Ingat ya, sekarang lo gak bisa ngapa-ngapain lagi…! Bentar lagi, lo bukan anak alim lagi, anak BEJAD!!!!” (tersenyum senang)

(semua pun akut tertawa licik, sedangkan Furqan menangis tak berdaya)

Satria : ”Cengeng lo!! BANCI!!!!” (menampar Furqan)

Mona : ”Eh bro, geng Mozart sudah datang.”

Reza : ”Suruh mereka masuk, dan kalian keluar…” (kepada Mona dan Satria)

(Duo geng Mozart, datang dengan tersenyum yang sinis dan menggoda)

Reza : ”Hei, guys!”

Mozart : ”Hei cowok…!”

Reza : ”Tugas lo disini, layani si Furqan! Gue yang bayar kalian! Terserah si cunguk itu mau kalian apakan. (menunjuk Furqan) Tapi jangan lupa, kalian fhoto aksi kalian dengan Furqan! Ok?” (tersenyum remeh)

Mozart : ”Dengan senang hati, Reza….”

Reza : ”Gue pergi dulu… selamat bersenang-senang.. hahahaha!!!!” (melihati Furqan)

(Reza keluar dengan rasa puas, Furqan berontak tetapi tak ada hasil, sedangkan Mozart mulai beraksi. Dengan perlahan pintu tertutup)

Adegan 24

Setting : Dekat lingkungan rumah Furqan

(Anisa, Reyhan, dan Aisyah berjalan. Perjalan hampir tiba ke rumah Furqan, tiba-tiba Anisa jatuh lemas dan menangis. Aisyah dan Reyhan khawatir dan segera membantu Anisa)

Aisyah: ”Anisa, kenapa? sudah jangan menangis. Cepat hapus air matamu, insya Allah dia tak akan apa-apa. Sebentar lagi kita akan tiba ke rumah Furqan.”

Reyhan: ”Anisa, kita semua berdoa semoga ia akan baik-baik saja.”

Anisa : (menangis terisak-isak) ” Aku tak kuat lagi, mba.. Rasanya hati ini sakit…”

Aisyah : ”Astagfirullah.. Nis, istigfar.. (menenangkan Anisa) Reyhan, coba kamu periksa rumah Furqan. Aku akan menjaga Anisa disini.”

Reyhan: ”Baik mba.”

(Reyhan dengan segera mengikuti perintah dari Aisyah untuk mendekati rumah Furqan yang tak jauh dari tempat mereka berada. Saat tiba di depan rumahnya, Reyhan lekas mengetuk pintu)

Reyhan: ”Assalamualaikum Furqan, Furqan? Furqan? Assalamualaikum…” (berkali-kali Reyhan mengetuk pintu)

(Tak ada reaksi sama sekali dari rumah Furqan, yang ada hanya reaksi dari tetangganya.)

Tetangga: ”Maaf mba, de Furqan nya sedang tidak ada di rumah.”

Reyhan: ”Permisi bu, kira-kira Furqan kemana ya bu?”

Tetangga: ”Saya tidak tahu, tadi malam juga lampu rumah de Furqan tidak menyala. Ini tidak seperti biasanya.”

Reyhan: ”terimakasih banyak ya, bu…”

(Reyhan khawatir dan segera kembali menemui Aisyah dan Anisa. Reyhan melihat Anisa masih menangis menahan sakit)

Aisyah : ”Gimana?” (bahasa isyarat dan sedikit berbisik agar tidak diketahui Anisa)

(Reyhan hanya menggelengkan kepala)

Aisyah : ”Ya Allah, apa jangan-jangan..? Astagfirullah, aku gak boleh berprasangka buruk.”

(Reyhan bingung, dari kejauhan Arkan dan Gilang datang. Arkan mempercepat langkahnya, ketika ia lmelihat Anisa jatuh terkulai di pinggir jalan. Diikuti oleh Gilang. Arkan sangat khawatir)

Arkan : ”Ya ampun, ada apa dengan Anisa, mba?” (bertanya dengan perasaan khawatir pada Aisyah yang sejak tadi menahan pundak Anisa di tangannya)

Gilang : ”Kita bawa saja ke tempat teduh, kebetulan kami mau ke rumah Furqan. Ayo kita bawa Anisa kesana.”

Adegan 25

Setting : Teras rumah Furqan

(Aisyah dan Reyhan meletakan Anisa di teras rumah, kali ini Anisa pingsan)

Aisyah : ”Astagfirullah,. Anisa pingsan.” (memegangi nadi di tangan dan kening Anisa dengan perasaan cemas)

(Reyhan mendekati Anisa, sedangkan Gilang mencoba mengetuki pintu rumah Furqan)

Reyhan : ”Gilang, percuma. Tak ada orang di dalam rumah.”

(Gilang berhenti mengetuki pintu rumah Furqan)

Arkan : ”Sebenarnya apa yang terjadi?”

Reyhan : ”Apa yang terjadi? Kamu masih sempat tanya itu? Kamu sadar gak? Kalau semua ini karena kamu!!”

(Reyhan membentaki Arkan. Gilang dan Arkan terkejut melihat perilaku Reyhan)

Aisyah : ” Reyhan, sabar Reyhan…” (menenangkan Reyhan)

Reyhan : ”Astagfirullah..” (menunduk dan kembali mendekati Anisa yang terkulai pingsan)

Arkan : ”Demi Allah, aku tidak mengetahui sama sekali, apa yang kamu maksud, Reyhan.”

Aisyah : ”Begini Arkan, kami sekarang tidak mengetahui keberadaan Furqan. Semenjak Furqan menghilang, kami merasa khawatir, dan Anisa pun merasakan sakit hatinya. Sebenarnya, sebelum semua ini terjadi. kamu berada dalam masalah dengan geng Kansas, mereka ingin menyerang dan memfitnah, tetapi….” (menghentikan perkataannya)

Arkan : ”Tetapi apa mba?”

Aisyah : ”Furqan selalu dan selalu menyelamatkan kamu dari fitnah tersebut.”

Reyhan : ”Dan kami khawatir, Furqan nekat mengorbankan dirinya hanya untuk kamu. Dia tak ingin kamu terluka oleh orang lain, saat itu Anisa sangat khawatir dengan Furqan. Seakan batin ia dalah batin Furqan sendiri.”

(semua hening tanpa kata meratapi nasib)

Adegan 26

Setting : Rumah Arkan dan Rumah Anisa

(Di kamar Arkan, Arkan merenungi perkataaan Aisyah dan reyhan saat di rumah Furqan, ia juga merenungi perkataan Furqan saat mereka mengobrol di pantai)

Furqan : Maafkan aku, Furqan

(Sedangkan di kamar Anisa ia menangis sejadi-jadinya. Ia tidak memperdulikan panggilan ibunya yang sejak dari tadi mengetuk pintu kamarnya)

Adegan 27

Setting : Kelas XI IPA 2

(Arkan berjalan, dengan langkah cepat dari IPA 7 hingga IPA 2 tanpa menghiraukan orang yang menyapanya. Disisi lain Reyhan sedang menenangkan hati Anisa di kelas XI IPA 2.)

Reyhan : ”Anisa? (memegang tangan Anisa) Ya ampun, Anisa. Badanmu panas sekali. Lebih baik kamu istirahat di UKS”

Anisa : (Anisa hanya menggeleng) ”Terimakasih, Reyhan” (jawab ia dengan lemas)

(Arkan tiba di IPA 2, dia melihat Geng Kansas sedang duduk di pojok kelas. Dia tak melihat Furqan dikelas, Arkan langsung beranjak mendekati reza, setelah mendekatinya, kerah baju Reza ia angkat)

Arkan : ”Heh, pecundang. Kalian kemanakan Furqan? Jawab!!!!”

(bentak Arkan sehingga semua siswa melihat ke arahnya. Termasuk Reyhan dan Anisa. Anisa menahan tangis, dan tiba-tiba ia terjatuh pingsan)

Reza : (Menepis tangan Arkan) ”Sante aja bro, ngapain lu tanya gue? emang gue culik Furqan apa? haha, heh, inget ya, gue gak demen sesama jenis. Gue bukan LO yang demen sama cowok…. BANCI LO…!!!!”

(Seketika Arkan memukul muka Reza. Mona menahan Reza, Satria mendorong Arkan, dari luar datang Gilang dengan tergesa-gesa, dan dengan lekas Gilang membawa Arkan keluar dari kelas dengan menariknya)

Reza : ”Heh,, liat saja pembalasan dari gue..” (tersenyum licik)

Adegan 28

Setting : Kelas XI IPA 7

(Arkan menundukan kepala, di atas tas yang berada di mejanya, sedangkan Gilang dengan mimik yang serius dan terlihat kesal.)

Gilang : ”Kamu ini, apa-apaan sih? Kamu mau berurusan sama Guru?”

(Arkan menunduk dan terdiam tanpa suara)

Gilang : ”kamu memang pintar di pelajaran, tapi kamu itu bodoh dalam penyelesaian masalah!! Kamu kan bisa ngomong dengan cara yang baik?”

(Arkan tetap terdiam)

Gilang : ”Coba, kalau kamu…”

Arkan : (memotong perkataan Gilang) ” CUKUP….!!!!! CUKUP…!!!!!! PERGI SANA.. PERGI..!!!!!”

(Dengan emosi yang tinggi Arkan mengusir Gilang, Gilang pergi dengan perasaan kecewa)

Arkan : ”Cukup sudah… aku tak sanggup …” (menangis dan menunduk)

Adegan 29

Setting : Parkiran sepeda

(Arkan berjalan lemas dengan mata yang sayu, tak lama kemudian Geng Kansas sudah berada di depan Arkan, dan Reza berdiri tepat dibelakang Arkan dengan membawa tongkat. Dan ”BRUKKKK….”, Arkan dipukuli dengan tongkat dari belakang)

Adegan 30

Setting : UKS

(Anisa terbangun dengan nafas yang tidak teratur, disampingnya terdapat Aisyah dan Reyhan, mereka pun terkejut oleh Anisa)

Aisyah : ”Anisa, ada apa? (khawatir)

Reyhan : ”Anisa tadi kamu pingsan..” (memegangi tangan Anisa)

Anisa : ”Aku….” (gemetar)

Aisyah : ”Kenapa Anisa?”

Reyhan : ”Aku, apa?” (khawatir dan penasaran)

Anisa : ”Aku mimpi…” (belum selesai bicara, Anisa menangis dan menunduk)

Aisyah : ”Istigfar, nis.. Istigfar…”

(reyhan khawatir)

Anisa : ”Aku mimpi….. Furqan…. meninggal..”

Reyhan : ”Inallilahi..”

Aisyah : ”Itu hanya mimpi, Anisa… tenang..”

Reyhan : (mengambil gelas) ”Lebih baik kamu minum dulu.” (menyerahkan dan Anisa meminumnya) ”Hal ini tidak bisa dibiarkan, kita harus lapor ke guru.”

Aisyah : ”Sekarang sudah sore, dan besok hari Minggu. Sudah jelas tidak ada guru disekolah ini.”

Reyhan : ”Jadi kita harus menunggu hari Senin untuk lapor ke guru?”

Aisyah : ”Apa boleh buat, tak ada jalan lain lagi. Kita usahakan semampu kita dulu.”

Adegan 31

Setting : Ruang ganti teater

(Satria dan Reza dengan muka yang sangat senang, dan pakaian seragam Arkan seluruhnya dipegang oleh Reza, sedangkan Arkan dikurung diruang ganti tanpa busana)

Arkan : (dari dalam ruangan) ”Heii, brengsek…!!!!! Balikin bajunya!!!”

Reza : ”Lu itu pantasnya gak usah pakai baju, lo kan gak punya malu. Lo itu memang jijik. sama kayak teman lo, Furqan! Teman lo sekarang ada di Gudang, dia gue sekap karena ELOO!!! Dasar cunguk!”

Arkan : ”Brengsek lo….! Biadab!” (menendangi pintu)

(Geng Kansas keluar dan membuang seragam Arkan di tong sampah. Sedangkan Arkan tak berdaya dan duduk dipojok ruangan, sembari meratapi nasib)

Arkan : (tiba-tiba dia mengingat sesuatu) ”oh ya HP… (merogoh saku) sialan, bajuku ada di Kansas..!”

(Arkan melihat sekitar ruangan)

Arkan : ”Apa yang harus aku lakukan?” (pasrah menunduk)

(saat menunduk dia melirik kesampingnya terdapa tumpukan barang-barang)

Arkan : ”Ya ampun, ini kan ruang ganti teater…?” (muka bahagia)

(Arkan mencari baju di tumpukan itu, dan ia temukan pakaian yang lusuh)

Arkan : ”Alhamdulillah, ternyata kostum pengemis ini masih disimpan di ruang ganti. Tapi?”

(melihat kondisi kostum yang tak layak pakai)

Arkan : ”Bau apek sekali…” Ya sudah, gak apa-apa… daripada kondisiku begini.”

(Arkan memakai kostum pengemis)

Arkan : ”Tinggal keluar dari ruangan ini,,, (mendekati pintu) sialan dikunci! Apa aku dobrak saja pintu ini, ya?”

(Pada saat ingin mendobrak, Arkan melihat dismpingnya ia temukan kunci)

Arkan : ”Kunci?jangan-jangan kunci…?” (lekas mengambil dan mencoba satu per satu kunci untuk membukakan pintu dan ternyata pintu dapat dibuka pada saat kunci yang ke-empat) ”Yes, sekarang aku harus ke gudang!”

(pergi meninggalkan ruangan dengan membanting pintu)

Adegan 32

Setting : Gudang

(Reza dan Satria berada di Gudang bersama Furqan yang terikat)

Reza : ”hahaha, Arkan mana mungkin bisa kemana-mana! Kita siksa dia perlahan-lahan…”

Satria : ”Benar bos, Arkan tak punya nyali kalau sudah ditelanjangi.”

(Furqan melotot dan berontak)

Satria : ”Ngapain lu?? Gak suka??” (tertawa ngejek)

Reza : ”Gak suka? heh, lu yang enak.. Lu sudah di layani geng Mozart, kita sudah nyimpen aksi Fhoto lo! Lihat nih.. lihat…” (tertawa mengejek)

(Furqan menangis)

Reza : (menyundul kepala Furqan) ”Eh ingat ya, sekali lu melawan, Fhoto ini yang bakal berbicara…!”

Satria : (memegang dagu Furqan) ”Yah,,, cengeng nih anak..”

(saat Satria hendak memukul, Arkan datang)

Arkan : ”BERHENTI….!!!!” (dengan nafas terengah-engah)

Reza : ”Berhasil lolos juga lu, ya… Hah? baju pengemis yang dia pake? Pinter juga lu ya…”

Arkan : ”Memang saya pintar.. Tapi kalian yang BODOH..!!!! kalian ngurung saya di tempat kostum teater..!!! cih….!” (mengejek Kansas)

Satria : ”Bener bos, tadi ruang ganti teater.”

Reza : ”Kenapa gak bilang dari tadi, oon!!” (menyundul Satria, Satria hanya menunduk)

(Seorang wanita muncul dari pintu, dengan membawa tongkat ia adalah Mona)

Arkan : ”Sekarang.. gue bakal..”

(”BRUKKKK…” pukulan keras ke pundak Arkan hingga terjatuh pingsan)

Reza : ”Kerja yang bagus..”

Mona : ”Tanpa uang, gue gak mau melakukan hal ini…” (tersenyum)

(Satria menggotong Arkan dan mengikatnya sama seperti kondisi Furqan. Mona ikut membantu mengikatkan. Furqan berontak melihat Arkan pingsan)

(Setelah selesai mengikat Arkan)

Reza : ”Siram dia pake air..!” (menyuruh Satria)

(Satria sigap mengambil botol air didalam tasnya, dan menumpahkan tepat di muka Arkan hingga terbangun)

Arkan : ”Sialan… ” (dengan sura pelan sembari berontak melepaskan tali yang mengikatnya)

Reza : ”Liat sobat mu ini…. (menunjuki Furqan) Cuma buat nolongi lo, dia rela ngorbani diri.. (pandangan beralih ke Furqan) Kaciaan, lu laper ya… ckckck (kepada Furqan)

(Furqan tak bisa berkutik, dia kelihatan lemas tak berdaya, Arkan empati melihat Furqan)

Arkan : ”Saya rela, kalian apakan.. ASALKAN LEPASKAN FURQAN, SEKARANG JUGA….”(bentak)

(semua tertawa mendengar ucapan Arkan)

Reza : ”Heh.. lucu sekali… (tertawa kemudian sinis kembali) Tapi gue bakal bikin hati lo sakit.. Teman-teman hajar Furqan!”

(Satria dan Mona mulai mempermainkan Furqan. Satria melepaskan ikatan Furqan. Dan mereka tanpa hati mempermalukan, menyakiti, mempermainkan, dan melukai Furqan. Sedangkan Furqan tak berdaya sama sekali. Arkan berontak tetapi tak ada hasil karena tubuhnya terikat tali.)

Arkan : ”Lepaskan Furqan…!!!!!” Lepaskan dia…!!! Kumohon!!!!!”

(Reza menampar Arkan)

Arkan : ”Tolong, lepaskan dia….” (menangis)

Adegan 33

Setting : UKS, Aula

(Di UKS, kondisi Anisa semakin gelisah)
Anisa : ”Mba, kita harus segera mencari Furqan..”

Aisyah : ”Tapi kita harus pikirkan dulu. Kita harus mencari kemana?”

(Anisa beranjak dari tempat tidur UKS dan berlari keluar. Aisyah dan Reyhan mengikuti dengan cemas. Ada penjaga sekolah di luar)

Penjaga : (berbicara kepada Reyhan) ”Loh mba? pada belum pulang ya?”

(Aisyah terus mengejar Anisa dan menenangkannya, sedangkan Reyhan berbicara pada Penjaga)

Reyhan : ”Iya pak..”

Penjaga : ”Memang ada kegiatan apa?tadi saya juga melihat Arkan.”

Reyhan : ”Arkan, Pak?”

Penjaga : ”Iya tadi saya lihat Arkan. Kayanya dia sibuk sekali, tapi anehnya dia pakai baju seperti pengemis. Bukankah dia orang kaya…?”

Reyhan : ”Arkan kemana pak?” (penasaran)

Penjaga : ”Tadi saya lihat Arkan menuju gudang. Ada apa?”

Reyhan : ”pak, tolong antarkan saya ke gudang, saya mohon pak.”

Penjaga : ”Loh, kenapa mba?”

Reyhan : ”Antarkan saya pak…”

Penjaga : ”Baik-baik.. ayo!”

(Reyhan dan penjaga dengan segera menuju gudang, Reyhan mengajak Aisyah dan Anisa. Anisa dan Aisyah mengikutinya)

Adegan 34

Setting : Gudang

(Di gudang Furqan berhenti dipermainkan. Giliran Reza yang mengintrogasi Arkan dengan sinis)

Reza : ”Mulai saat ini, gue gak mau liat lo berada di sekolah ini. Lo pantasnya jadi gelandangan, TAU GAK LO??? JAWAB….!!!!”

(Arkan hanya mengangguk ketakutan)

Reza : ”Sebelumnya, gue punya hadiah untuk lu…” (mengeluarkan silet)

(Silet mendekati wajah Arkan)

Reza : ”Gue gak sudi, ketampanan lo di puja-puja sama orang.” (tersenyum licik)

(Satria dan Mona, melihat aksi reza dengan ngeri dicampur senang. Furqan menggelengkan kepala tanda berontak, Furqan di tindih oleh Satria. Saat silet hampir menyentuh kulit.. Tiba-tiba….)

Penjaga : ”HENTIKAN ULAH KALIAN…!!!!!”

(penjaga sekolah bersama Aisyah, Anisa, dan Reyhan memasuki gudang. Mereka terkejut)

Reza : ”Sialan..!”

(Geng Kansas lari meninggalkan ruangan. Penjaga membukakan tali Arkan, sedangkan tiga wanita mendekati Furqan)

Anisa : ”Furqan…. Furqan….” (khawatir dan menahan air mata)

(tangan Anisa perlahan mendekati wajah Furqan tetapi ditangkis secara perlahan oleh Aisyah. Arkan melihatnya)

Aisyah : ”Furqan!”

(Setelah tali Arkan terlepas. Arkan segera mendekati Furqan dan menidurkannya dengan kepala Furqan yang berada pada paha Arkan)

Arkan : ”Furqan.. kita sudah bebas. Furqan bertahanlah… Maaf Reyhan, bisa tolong hubungi Ambulan?”

Reyhan : ”Ok.” (dengan cepat memegang HP dan hendak menelepon)

Furqan : ”Jangan…” (dengan suara parau)

(semua perhatian ke arah Furqan)

Furqan : ”terimakasih atas semuanya. Sahabat, semua yang hidup pasti akan mati, semua yang kita miliki pasti akan kita tinggalkan, tetapi hubungan persahabatan yang kita jalin pasti akan berlanjut di akhirat kelak saat tuhan mempertemukan kita. (tersenyum lemah) Jaga diri kalian baik-baik ya…”

(ketika Furqan berbicara, semua melihat dengan perasaan sedih, semua menangis termasuk penjaga sekolah. Setelah selesai pada ucapan terakhir, Furqan telah menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya. Arkan menangis memeluk Furqan, Anisa keluar ruangan dengan menangis, Reyhan mengikutinya untuk menenangkannya dan memeluk Anisa. Aisyah menunduk, sedangkan penjaga menunduk sembari mengusap air mata. Semua menangis haru pada sore yang bersejarah ini)

Adegan 35

Setting : Jalan Wilis

(Geng Kansas berlari di jalan lurus disamping sekolah)

Mona : ”Reza, gue gak mau tau. Pokoknya lo yang harus tanggung jawab dengan semua ini!!!”

Satria : ”Gimana bos? kita sudah ketahuan.”

Mona : ”Kita semua bisa di Drop Out!”

Satria : ”Gue, gak mau kalo…”

Reza : ”CUKUPPP…!!!!! Gue mau kabur dari kota ini, terserah kalian semua mau ngapain, itu bukan urusan gua..!”

(saat sampai dibelokkan, ada mobil yang melintas. Mereka semua tertabrak dan tewas seketika)

Adegan 36

Setting : XI IPA 2

(Siswa IPA 2 serius mendengarkan nasihat dari Pak Rudi, Arkan mendengar dari luar IPA 2)

Pak Rudi : ”Hari ini, kita telah kehilangan empat teman kita yang amat kita cintai. terutama kita sangat kehilangan sosok Furqan, pemuda yang baik hatinya, yang tulus dalam berteman, dan menghargai arti dari sebuah persahabatan. Tragedi yang terjadi ini, merupakan pembelajaran berharga untuk kalian. Dengan kekuasaan dan uang, orang akan terjebak dalam kesenangan palsu yang sesaat. Rasa kesombongan dan kebencian akan merugikan diri sendiri. tetapi satu pembelajaran mahal untuk kalian, sebagai seorang sahabat, kita harus saling menghormati, menyayangi, dan melindungi sahabat kita. Ingat, sahabat merupakan salah satu anugrah terbesar dari Tuhan, untuk menemani dalam kehidupan kita. Ingatlah itu dengan baik.”

(Suasana Kelas menjadi damai, Anisa dan Lukman merasa kehilangan.)

Adegan 37

Setting : Depan IPA 2

(Arkan duduk merenungi kejadian yang telah berlalu, mengingat kenangan dengan Furqan. Dia terlihar lebih tegar dibanding saat tragedi terjadi. Gilang dengan simpati mendekati Arkan)

Gilang : ”Arkan, maafkan atas kesalahanku…”

Arkan : (mempersilahkan Gilang duduk) ”Seharusnya aku yang minta maaf, saat itu aku benar-benar sedang emosi. Maafkan aku juga Sobat, Kita adalah sahabat, apabila salah satu diantara kita mengalami kesulitan, kita janji harus saling membantu, ok?”

Gilang : (tersenyum) ”terimakasih… sahabat…..”

(Musik Penutup, dan menampilkan cuplikan-cuplikan adegan)

~~~~~selesai~~~~~~

91 tanggapan untuk “Naskah Film : Sahabat”

  1. Assalamualaikum kak arif
    Kelas kami mendapatkan tugas membuat film pendek bolehkah kmi pakai naskah ka arif buat tugas tersebut?
    Sekian dan terima kasih

    Suka

  2. Haloo kak Arif, saya ada tugas dari sekolah untuk membuat sebuah film pendek kak, Boleh saya pakai naskah kak arif buat tugas saya gak kak? Terimakasih kak 🙂

    Suka

  3. Assalammu’alaikum kang. Kang minta izinnya mau membuat film dengan naskah ini. tapi ada beberapa adegan yang diubah. Minta izinnya ya kang…

    Suka

  4. malam bang, maaf sebelumnya. naskahnya boleh di pakek buat film pendek ga??? ada tugas dri sekolah buat film pendek, ini kan terlalu panjang critanya, boleh di cut di beberapa bagian?? boleh d ubah juga g naskah nya??
    sebelumnya terima kasih ya bang.. 😊

    Suka

  5. Selamat malam mas, kalo naskahnya kita angkat jadi film pendek boleh? Saya minta konfirmasinya. Hehehe

    Suka

      1. Selamat malam mas, kalo naskahnya kita angkat jadi film pendek boleh? Saya minta konfirmasinya. Hehehe

        Suka

  6. Assalamu’alaikum mas arif

    Maaf mas saya boleh tanya ?
    Itu naskah cerita sahabat klo di bikin film kira” durasinya sampai 2 jam gak?
    Soalnya dari adegan nya aja udh smpe 37, kira” sampe 2 jam atau kurang dari 1 jam yaa?

    Itu saja yg saya pertanyakan,
    Selebihnya nanti lagi,

    Mohon di balas dengan secepatnya yaaa mas 🙂

    Suka

      1. Assalamualaikum maaf kaa telat baru tau artikel naskah sahabat ini,
        Kalau boleh tau itu naskah kira” di bikin film sampai adegan 37 itu kira” durasinya sampai 2 jam gak ya??

        Mohon di bales

        Suka

      2. Wa’alaikumussalam warahmatullah…

        Tergantung sutradaranya dik,.

        Jika saya jd sutradara pasti akan mempertimbangkan faktor kondisi, serta waktu yang tepat untuk memainkan peran secara bisu.. maksud dari peran secara bisu itu kita bs buat penekanan karakter atau memainkan perasaan bagi para penonton..

        Semoga paham 😂

        Suka

      3. Ohh gitu yaa mass kira” kalo di bikin sampai 60 adegan, bisa sampai durasi 2 jam gak yaa mas??

        Terus setting sama latar itu beda apa sama yaa mas ??

        Masih belajar jadi penulis mas 🙂

        Bales yaa 🙂

        Suka

  7. Hallo mas Arif, Saya Aldi mau pake naskahnya mas arif nih. Boleh atau tidak ya. Soalnya saya sangat tertarik untuk dijadikan film pendek di youtube. Dan akan di maikan oleh sahabat2 saya. Bagaimana?

    Suka

  8. kak gimana sih caranya buat alur cerita film yg bisa sampai ending nya, soal nya aku ada tugas bikin film , dan aku susah buat nentuin alur tengah ( isi cerita pertengahan nya) sama ending nya, soal nya aku baca film kakak bagus banget… respon ya kak pliss

    Suka

    1. Terimakasih apresiasinya, 🙂

      Ketika saya buat naskah, saya bakal tentukan dulu berupa konsep cerita.

      Apa “masalahnya”, apa “penyebabnya”, bagaimana ” penyelesaiannya”.

      Jika menemukan ketiga titik itu, baru menentukan tokoh2 yg akan terlibat.

      Selanjutnya, mulai cerita pembuka hingga ngalir sampai ketemu naskah penyebab – masalah – solusi. 🙂

      Suka

  9. kak, aku minta izin ya buat pakai naskah film ini?soalnyaa aku ada tugas sbk disekolah suruh buat film?please respon ya ka
    terima kasih sebelumnya

    Suka

  10. assalamualaikum wr.wb
    aku minta izin ya kaka aku mau pakai naskah filmnya soalnya disekolah aku lagi ngadain tugas buat pelajaran sbk, tapi kalo boleh ka aku ubah dikit boleh ya mohon ya ka izinnya

    Suka

  11. Selamat malam mas, saya boleh minta ijin untuk menggunakan naskah mas yang akan saya jadikan film pendek untuk melaksanakan tugas akhir kelas 12? dan bolehkan saya sedikit merubah namanya saja? Terima Kasih banyak mas 🙂 saya akan memberikan hasil filmnya jika sudah selesai 🙂

    Suka

  12. Hallo Ts,salam kenal..
    Aku izin pakai skenario buat film tugas sekolah boleh?
    Terimakasih sebelumnya 🙂

    Suka

  13. Assalamu’alaikum, Mas Arif. Saya bersama teman2 ada rencana buat film pendek. Saya sangat terbantu dengan naskah anda, dan sangat terinspirasi. Kalau diperbolehkan, saya mohon izin untuk ide cerita ini akan saya buat film. Terimaksih atas konfirmasinya.

    Suka

    1. walaikumsalam warahmatullah…

      silahkan, terimakasih sudah mengapresiasikan naskah ini…
      semoga film yang akan dibuat nanti dapat bermanfaat… 😀

      namun jika berkenan, saya ingin mengetahui hasil film yang telah dibuat nanti.. dan jika berkenan saya akan pasang di blog saya karya dari rekan2… 🙂

      Suka

  14. Assalamualaikum, wr, wb, mas.
    Kelas saya mau membuat film pendek untuk tugas akhir di bidang studi bahasa inggris. Kelompok saya ingin menggunakan naskah ini sebagai dasar untuk buat film-nya. Saya minta izin untuk menggunakan naskahnya. dan kalau boleh dengan tidak merusak ke-original-annya saya mau buat sedikit tambahan untuk menambah durasi.

    Terimakasih atas share-nya yang berguna ini 😀 dan mohon izinnya untuk penggunaan naskah yang menyentuh ini >.<

    Suka

    1. walaikumsalam warahmatullah…. terimakasih banyak atas apresiasinya…. 😀 silahkan gunakan naskah, semoga dapat membantu dan bermanfaat bagi yang menonton… Jika berkenan, hasil dari film tersebut di share di youtube dan saya bisa melihatnya… hhe.

      Suka

  15. Assalamualaikum mz, kelas ane kan mau buat film pendek tugas akhir.
    nah kebetulan setelah ane baca naskah punya mz arif, kami tertarik..
    minta ijin mz untuk menggunakan naskah mz arif.

    Terimakasih.

    Suka

  16. Akhirnya Dapat Juga Naskah Yang Bagus untuk Film Kami…
    Thanks Ya Mas..
    Bagus Nich Naskah nya 😀

    Suka

  17. sampai saat ini pengunjung ke artikel ini mencapai 2077.. (artikel dengan pengunjung terbanyak di blog ini)
    ^_^
    terimakasih telah berkenan membaca,, hhe… kritik dan saran, ditunggu…

    Suka

  18. Asslamilaikum Wr. Wb
    Kak Arif, saya dan teman” saya mendapatkan tugas membuat film dengan berbahasa inggris.
    Saat kami mencari naskah di gogle. kami menemukan naskah kak Arif. Bolehkah, kami menggunakan naskah ini?
    tp kami jg merubah sedikit naskah & membuat naskah ini menjadi berbahasa Inggris.
    terima kasih kak, tolong dibalas ya. supaya kami dapat mencatumkan terima kasih kepada Kak Arif di film kami.

    Suka

    1. walaikumsalam warahmatullah…. silahkan…. 🙂 klo bisa nanti sy kasih lihat film nya ya…hhe,,,, soalnya udah ada 2 yg gunakan naskah ini… tp yg pertama sy blm lihat film nya…. boleh? ^^

      Suka

  19. assalamu’alaikum mas arif

    mas, kelas kami akan membuat film independent remaja tugas dari guru kesenian kami .
    Dari sekian usaha mulai dari membuat naskah dll , akhirnya kami dan teman-teman kami menjatuhkan pilihan pada naskah mas arif . karena naskah mas sangat menyentuh dan sangat sesuai dengan tema film kami .
    Kami meminta izin , menggunakan naskah film mas arif untuk film kami .
    bolehkah mas kami menggunakan naskah mas ?
    terima kasih mas sebelumnya , mohon segera di balas .

    wassalamua’laikum 🙂

    Cp : Linda Cintaallah

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.