Naskah

Naskah Film : Friend Forever


Karya : Muhammad Arif Ali Wasi

Pemeran film sekolah berjudul, “Friend Forever”

Arkan : karakternya netral, peran utama yang menguasai cerita

Faiz : keliatan modis dengan pakaian yang ia pakai,

Rahmat : agak cupu, berkacamata, pakaiannya selalu rapih

Wahyu : peran lawak, tampangnya juga bikin orang ketawa,

Egi : agak berantakan dari cara ia memakai baju dan rambutnya, terlihat kaya anak nakal

Adesty : terlihat anggun, harus pintar nangis kalo bisa, pakaiannya modis yang menandakan ia terlihat seperti orang pintar

Echa : membawa keceriaan, gerakannya gak kaku saat berbicara sama teman-temannya.

Kelompok pintar : Yudha, Yudi, Sarah, Annannda, Rizki Aulia, Anggit. : be your self

Genk Tercentil : Maya, Mona, Mentari.: centilnya terlihat, gerakan centilnya juga harus bisa

Guru : Bu Ani, Bu Mukti, dan guru yang mngajar di SMA 1 : cara beliau ngajar

Anak kecil : laki-laki dan perempuan. Anak kecil yang beneran. : anak kecil beneran, dan cara pembawannya juga kekanak-kanakan.

Adegan 1

Setting : trotoar

(Musik 1 mulai. Shoot Arkan dari kaki sampai wajahnya, dia menggunakan baju seragam SMA. Dia merapihkan rambutnya, sembari menunggu angkot jurusan sekolah. Terlihat mobil lalu lalang dengan dipercepat. Arkan melihat jam tangannya, lalu menurunkan tangannya kembali tanda bahwa ia takut telat masuk sekolah. Dan akhirnya dengan wajah gembira, angkot yang menjadi penantiannya datang. Arkan melambaikan tangan dan angkot pun menghampirinya, ketika akan naik dan masuk angkot, tanpa sengaja kepalanya terbentur pintu masuk)

Arkan : “Auuwwwww…!!”

(Semua penumpang diangkot pun menahan tawanya)

Sopir : “Alon-alon bae mas.”

(Arkan masuk dan duduk sembari mengusap kepalanya)

Adegan 2

Setting : Lingkungan sekolah

(Musik 1 masih. Shoot kondisi sekolah. 3 kali pengambilan gambar. Arkan turun dari angkot, kembali lagi melihat jam tangan. Shoot jam tangannya yang menunjukan pukul 06.55)

Arkan : “Ahh… belum telat”

(Mulai dari sini, kamera tanpa “cut”. Arkan berjalan masuk dari gerbang sekolah masuk dengan percaya dirinya. Sesekali ia menyapa teman di parkiran motor sekolah. Faiz berlari dari belakang menuju Arkan. Faiz menepuk bahu Arkan tanda menyapa. Arkan membalasnya. Ketika masuk pintu masuk sekolah, Arkan, faiz dan siswa-siswa yang baru datang menyalami guru yang stand by. Setelah masuk lalu absent jempol. Faiz menyapa Genk Nero, genk tercentil di SMA 1 yang terdiri dari 3 orang antara lain, Mentari, Maya, dan Mona. Mereka berjalan menuju ruang BOP, kamera shoot mereka berjalan dari belakang, ketika belok shoot tetap lurus, ada Wahyu dan Egi yang disorot kamera. Wahyu memberi tau Egi dengan menunjuk Arkan dan Faiz.)

Egi : “Wei…!” (sapa Egi menghampiri, kamera mengikuti gerakan Wahyu dan Egi)

(Mereka bertemu dan salam ala Geng mereka. Dilanjutkan dengan gerakan Faiz sendiri yang penuh gaya menghampiri rahmat yang sedang membaca di tempat duduk dekat kolam ikan. Faiz duduk dan merangkul Rahmat, masuk Arkan, Egi dan Wahyu. Setelah mereka berlima dalam satu shoot. Mereka pun beranjak masuk kelas, dengan gaya mereka masing-masing. Di langkah mereka, mereka menyapa teman-temannya yang di lewati. Hingga sampai dibelokan dekat wc, depan 12 sos 2, Rahmat yang masih saja konsentrasi dengan buku sejarah yang ia pegang, tersandung dan jatuh mendorong Arkan di depan. Otomatis yang dibelakang Arkan ikut rejatuh, dan terjatulah mereka berlima, tepat di persimpangan depan 12 sos 2. Faiz terakhir jatuhnya. Semua orang yang melihat mereka terdiam sejenak, tak ada suara, musik 1 pun berhenti sejenak)

(Arkan, Egi, Wahyu, dan Faiz langsung menatap Rahmat.)

Rahmat : “Heheh… peace… maap” (mengacungkan 2 jarinya)

(shoot dari tangga wc ce sesaat, terlihat semua orang terdiam. Shoot wajah mereka berlima yang melihat ke depan dengan rasa malunya. Shoot lagi dari tangga wc ce yang melihatkan semua orang bertepuk tangan dan tertawa melihat kejadian jatuhnya 5 orang tersebut. Nakal ya? Musik pun kembali bunyi)

(Bel masuk pun bunyi, shoot anak-anak lain yang pada masuk kelas sambil ledek 5 orang yang jatuh itu. Terdengar suara, “bukannya bantuin malah diketawaain, tapi gapapa ding. Lucu sih… wkwkwkw”)

Adegan 3

Setting : Kelas

(Seorang guru. Dialah bu Mukti. Shoot dari kaki hingga wajah beliau. Musik 1 pun berhenti)

Bu Mukti : (menjelaskan UAS sebentar lagi, sedangkan materi sejarah belum selesai dibahas. Dan beliau bilang hari ini selesai atau tidak selesai dibahas semua, ulangan harus siap)

(Mulai penjelasan Bu Mukti seperti biasa, beliau menjelaskan tentang Perang Dingin. Ruangan interaktif, tetapi Arkan malah asyik dan sms Adesty, pacar Arkan kelas 11. Hp’y disembunyikan dibalik tas yang diletakkan di atas meja. Shoot hp’y. “yank, nnti istirahat ktemu ya, bls. Luph U” lalu di send, dan kembali ke wallpapernya yaitu gambar Arkan dan Adesty. Arkan pun tersenyum. Tiba-tiba Bu Mukti beri pertanyaan)

Bu Mukti : “Arkan, siapa yang menandatangani surat perdamaian dari pihak Rusia terhadap Amerika?”

(Rahmat, teman sebangkunya paham jika Arkan tidak tau jawabannya. Dengan lekas, Arkan menulis jawabannya di selembar kertas di hadapannya. Arkan melihat tulisan Rahmat dan segera menjawab)
Arkan : “……., Bu”

Bu Mukti : “Ya, benar. Jadi….. (menjelaskan kembali tentang perdamaian perang dingin)”

(Arkan menghembus nafas panjang, tanda leganya bisa menjawab. Ia pun mengacungkan jempol kepada Rahmat tanda ucapan terimakasih)

Adegan 4

Setting :Koridor kelas 11

(Shoot Adesty dan Arkan yang berjalan di koridor kelas 11)

Adesty : “Mas, ke kantin yuh.”

Arkan : “ok, kamu yang traktir aku, ya?” (candanya)

Adesty : “Yehh.. seharusnya Mas yang traktir aku.. uhh…” (pukul manja pada bahu Arkan)

(datang Desi, teman Adesti menghampiri mereka berdua. Desi menyapa Arkan sopan)

Desi : “Ades, ayo cepet, ini kan rapat padusmu.” (ajak desi)

Adesty : “oh iya, maaf hampir saja lupa. Mas, aku ikut rapat dulu ya. Maaf banget mas, aku tinggal gapapa?”

Arkan : “ya sudah, aku mau ke perpus dulu aja.” (tersenyum)

(adesti dan Desi pamit)

Adegan 5

Setting : Dareah ruang BK, dan perpustakaan

(shoot Bu Ani selaku , guru BK dan Egi. Bu Ani sedang menasihati Egi)

Bu Ani : (Penjelasan Bu Ani jika ada anak yang nakal dan nilai dari kelas 1 sampai sekarang menurun)

(Egi hanya diam dan terkadang hanya menganguk. Di setting lain, Arkan masuk pintu wilayah perpus. Mau masuk ke perpus, perhatiannya terhenti karena melihat sahabatnya, Egi yang sedang bersama Bu Ani. Tanpa ragu, Arkan pun menguping dibalik sela jendela tanpa diketahui Bu Ani. Shoot lagi Bu Ani yang menasehati Egi melanjutkan dialog awal. Di setting lain, Rahmat melihat Arkan di depan ruang BK, Rahmat berada di dalam perpus bersama Kelompok orang pintar, diantaranya Yudha, Sarah, Ananda, Yudi, Rizki Aulia dan Anggit. Shoot dahulu situasi di perpus, kelompok orang pintar itu mendebatkan tentang soal Biologi UM UGM. Konsentrasi rahmat terpecah antara debat dengan melihat gerak-gerik Arkan. Setting lain, shoot Arkan lagi mendengar perkatan Bu Ani kepada Egi. Tiba-tiba, faiz dan Wahyu sudah berada di samping Arkan tanpa diketahuinya.)

Arkan : “Busyet! (suara keras) Hus, Keget, gila.. (bisiknya)!”

(Faiz dan Wahyu tertawa nyengeh, khususnya wahyu dengan tertawa ala Sponge bob. Shoot Bu Ani melirik ke jendela yang menyadari Arkan telah mendengarkan ucapannya pada egi)

Bu Ani : “Temanmu (melirik dengan matanya) Ya sudah lebih baik, kamu harus lebih semangat lagi dalam belajar. (penjelasan motivasi)”

(Shoot Rahmat tersenyum dan pamit keluar pada kelompok orang pintar yang daritadi debat dengan mempertahankan argumennya. Yah.. dasarnya orang pinter c… Shoot Rahmat bergabung dengan Arkan, Faiz, dan Wahyu)

Rahmat : “Ada apa c heboh amat?”

Arkan : “Sssttt…. (sembari menyuruh yang lain mendekat) Si Egi, masuk ruang BK lagi.”

Faiz : “hahh?kok bisa?insyaf dia?”

Wahyu : “kayonge, ketangkep maning keh..”

Rahmat : “Ketangkep satpol PP?” (polos)

Arkan : “Bukan, bro. Dia kayanya… (terpotong)”

(Arkan melihat Egi yang sudah berdiri di belakang meraka disusul dengan Rahmat, Wahyu dan Faiz melihatnya secara satu per satu)

Arkan : “(melanjutkan kalimat terpotong) pintar dan baik hati.”

(Semuanya tertawa dengan terlihat maksa, dan lagi-lagi Wahyu tertawa dengan ala sponge bob)

Faiz : (merangkul Egi keluar diikuti yang lain) “Ayo cuy, ceritakan.”
Wahyu : “Yaul, ana apa maning keh”

(Di koridor depan lab komputer atas, levelitas diatur)

Egi : “Nilaiku turun dari tiap semester, makanya aku ditangkep Bu Ani.”

Wahyu : “Tangkep?” (berbungah)

Egi : “Maksudnya dipanggil, bro.. Kalian tau ndiri lah kondisi orangtuaku”

Rahmat : “Menurutku sendiri, itu bukan alasan, gi. Tunjukan bahwa kamu bisa hidup mandiri dan bisa sukses. Aku yakin, lama-lama ortumu pada sadar bahwa anaknya itu membanggakan mereka”

Arkan : “masalah pelajaran makanya kalo diajak belajar bareng ma kita, jangan bawaannya males mulu. Lumayan tuh, les gratisan dari Rahmat.”

Faiz : “Kita ini sobat, kita hidup ga sendiri.”

Wahyu : (Wahyu nangis lawak)

(suasana jadi mencair, suasana keharmonisan terlihat)

Egi : “Thanks ya, bro.”

Adegan 6

Setting : Koridor kelas 12, pulang sekolah

(Di ruang kelas. Arkan, Wahyu, dan Faiz sudah menggunakan tas, sedangkan Rahmat belum bergegas)

Arkan : “Yuh balik.”

Rahmat : “Diluan aja, aku diajak belajar bareng buat persiapan UM UGM sama anak-anak OSN”

Arkan : “Ya wis, diluan yak. (diikuti Wahyu dan Faiz pamit pada Rahmat)”

(Rahmat sudah bergegas, bawa tas dan hendak keluar kelas. Saat keluar Musik mulai, shoot Genk tercentil sekolah. Maya, Mona dan Mentari. Mereka tampil mengesankan. Rahmat gugup, dan masuk kelas lagi dengan nafas ngos-ngosan. Suasana kelas sudah sepi. Ngintip lagi dari balik pintu, tanpa sengaja tatapan Mona berpapasan dengan mata Rahmat. Rahmat kembali sembunyi. Setelah mencoba untuk menenangkan diri, Rahmat memberanikan keluar kelas dan langkahnya gugup melewati genk tersebut. Setelah lewat 3 langkah dari hadapan mereka, Rahmat langsung ngacir dan bersembunyi di daerah ruang ganti baju di bawah wc. Dia ngos-ngos-an sambil ngaca.)

Mona : “Rahmat.” (sapa halus Mentari)

(rahmat terkejut dan gugup tanpa berkata-kata)

Maya : “Kok gugup, suka ya sama kita-kita?”

(rahmat tetap gugup)

Mentari : “Rahmat, kamu kan baik hati, ganteng pula… (padahal tampangnya cupu). Mau gak, bantu kita ngerjain soal UAS?jawabannya di sms ya..?”

Mona : “Ya?” (rayu)

Maya : “Ya?” (rayu)

(Tanpa sepatahkata, Rahmat langsung jalan percepat dengan tatapan terus ke depan. Tanpa disadari tembok dihantamnya. Duukkk!!)

Rahmat : “Awww!”

Adegan 7

Setting : Aula sekolah

(Arkan, Wahyu dan Faiz dengan membawa tas pulang bersama karena mereka 1 kos. Pas di aula, mereka bertemu salah seorang anggota padus.)

Lia : “Hai mas.. Mas, mau anter ades ke jakarta?”

Arkan : “Jakarta?”

Lia : “He em.. Aku sedih deh, ades ternyata jadi pindah.”

Faiz : “Pindah?”

Arkan : “Maksude? Aku gak paham.”

Lia : “Lohh.. Adesty kan mau pindah sekolah, soale bapaknya pindah dinas. Masa mas belum diceritain sih?

Wahyu : “Pindah sekolah?”

Lia : “Belum ya?” (merasa bersalah plus heran)

(shoot Arkan, Faiz, dan Wahyu yang heran)

Adegan 8

Setting : Tempat duduk dekat kolam ikan

(Di tempat itu hanya ada Arkan, dia duduk termenung untuk menunggu Adesty. Tak lama kemudian, Adesty berjalan dari belakang Arkan mendekatnya dan duduk di sampingnya)

Adesty : “Mas” (tersenyum) Sudah lama ya, Mas?”

Arkan : “Nggak.” (jawabnya dingin)

(Suasana hening sejenak, shoot kamera jauh, lalu dekat lagi.)

Adesty : “Mas, ada suatu hal yang harus aku omongin ke Mas.”

Arkan : “Aku juga.”

Adesty : “Mas dulu., saja.”

Arkan : “kamu dulu.”

Adesty : “Gapapa, mas dulu saja.”

Arkan : “Kamu dulu.”

Adesty : “Mas… (mau membalas lagi, tapi terhenti) Ya sudah, aku dulu.”

(Arkan mengangguk dengan dinginnya tanpa melihat Adesty)

Adesty : “Mas, jam 4 sore hari ini, aku harus pergi.”

Arkan : “Ke Jakarta.”

(Adesty sedikit terkejut, lalu dengan beraninya untuk berbicara lagi ia terus menahan tangis)

Adesty : “Maafkan aku, Mas. Aku… (terpotong)

Arkan : “Kenapa kamu sembunyikan hal ini?”

Adesty : “Aku… (menahan tangis)”

Arkan : “Kenapa!?! (membentak dan berdiri)

(suasana hening, Adesty menangis)

Adesty : “Aku gak tega bicara hal ini, Mas.”

Arkan : “Kamu tega.”

Adesty : “Mas, tolong ngertiin perasaan aku… Aku.. (terpotong)”

Arkan : “Cukup. Aku gak peduli lagi, tolong pergi dari sini. Kita putus”

(Adesty langsung menampar Arkan, menangis perlahan mundur dan pergi dengan menangis. Shoot, Arkan duduk terlemas menyesali perbuatannya tadi)

Adegan 9

Setting : Kos

(Shoot, Faiz dan Wahyu duduk di ruang tamu Kos. Arkan masuk rumah tanpa melihat ada faiz dan Wahyu, tatapannya terus ke depan. Terlihat pasrah,. Melihat itu, Faiz dan Wahyu mendekat)

Wahyu : “Gimana, Kan?”

(Arkan tidak menghiraukan dan masuk kamar. Diikuti Faiz masuk kamar, wahyu mau masuk tapi segera dicegah)

Faiz : “Dia lagi sedih, ngelawaknya nanti saja.” (langsung masuk)

(Faiz masuk kamar dan segera duduk di hadapan Arkan)

Faiz : “Dari raut mukamu, aku dah bisa nebak.”

Arkan : “Aku dah mutusin dia, iz.”

Faiz : “Loh kok bisa?” (heran)

Arkan : “Aku dah gak peduli lagi”

(faiz terdiam dan berusaha untuk menguasai suasana hati Arkan)

Arkan : “Jam 4 ini, dia akan pergi ke Jakarta.

(Arkan melihat jam dinding pukul 14.05 dengan gelisah)

Faiz : “Yakin, kamu dah gak peduli lagi?”

Arkan : “Ya.” (ragu)

Faiz : “Bohong! Udahlah gak usah cemen, kejar dia sebelum dia pergi. Itu saranku.”

Arkan : “Apa urusanmu?” (dingin)

Faiz : “Aku ini sobat mu, Kan!”

Arkan : “Tinggalkan aku sendiri.”

(Faiz terlihat kecewa dan keluar kamar. Dalam kesendirian, Arkan terlihat gelisah dan selalu meliat jam dinding di kamanya. Waktu terus berlalu, hingga tepat pukul 15.45 akhirnya ia punya tekad tuk keluar dan ingin menemui Adesty)

Arkan : “Fren, aku keluar dulu.”

Faiz : “Mau kemana?” (menahan bahu Arkan dengan curiga)

Arkan : “Adesty.”

Faiz : “Naik angkot? Kamu gak ngerti apa, angkot nge-time mulu. (liat ke Wahyu) Yu, pinjemin vespamu.”

Wahtu : “Vespa? (kaget lebay) Ok..ok..”

(wahyu melempar kunci Vespa pada Arkan)

Arkan : “thank, bro.”

Faiz : “yayaya… Dah sana..”(faiz mendorong Arkan tanda untuk bergegas)

(Arkan menyalakan wespa, shoot Arkan di jalan naik motor. Tiba-tiba hampir sampai rumah Adesty, terlihat alat pengukur bensin di motor habis. Motorpun berhenti. Arkan kesal, dan langsung berlari menuju rumah Adesty. Helm masih dipakai, lalu dilepas dan dibanting saat berlari. Hingga dibelokan menuju rumah Adesty, terlihat Adesty sedang naik ke mobil. jalan Arkan jadi perlambat sambil menghela nafas. Saat mobil melaju, Arkan langsung berlari kembali)

Arkan : “Ades!!!!!” (teriaknya sambil berlari)

(shoot Adesty dari dalam mobil dan melihat kebelakang dari jendela mobil terlihat Arkan yang berlari mengejar mobil. Adesty hanya pasrah dan langsung menangis dengan menutupi mulutnya. Shoot Arkan pun berlari dan berhenti karena mobil tak terkejar, iapun terjatuh di sampingnya ada 2 orang anak kecil laki-laki dan perempuan. Arkan hanya menunduk.)

AP : “mirip film korea, sedih huhuhu.” (nangis dipundak bocah laki-laki)

AL : “cup.cupcup. Sabar ya..”

Adegan 10

Setting : Dimana-mana Arkan berjalan

(Mulai dari shoot jam dinding dan Arkan, Arkan duduk di tempat duduk dekat kolam ikan, lalu di di kantin. Dan yang terakhir masuk adegan 11)

Adegan 11

Setting : Sekolah

(Di tempat yang sepi dari keramaian siswa, ia duduk sendiri dengan memegang buku dan pensil. Arkan melukiskan wajah Adesty di secarik kertasnya. Echa melintas, dan melihat Arkan sendirian. Echa segera mendekat diam-diam,, mengintip apa yang dilakukan Arkan dengan secarik kertasnya itu)

Echa : “Wah cantik sekali lukisannya.”

Arkan : “Oh, kamu Cha.”

Echa : “Siapa tuh? Wah imajinasimu hebat juga yah.. (tertawa)”

Arkan : “Kamu gak kenal?”

Echa : “Loh, emang salah satu teman kita ya?”

Arkan : “Adesty kelas 11.”

Echa : “Kelas 11 aku ndak terlalu kenal. Kenalin donk pacarmu,” (ledeknya)

Arkan : “Dia dah pindah ke Jakarta. Sampai saat ini sama sekali gak ada kabar dari dia.”

Echa : (Raut mukanya turut prihatin) “maaf ya, aku ngomong macem-macem.”

(Rahmat, Faiz, Wahyu dan Egi mendekati Arkan.)

Faiz : “Arkan, mau sampai kapan kamu kaya gini terus?”

Rahmat : “Bentar lagi UAS, aku harap nanti kamu mau ikut belajar bareng ma kita.”

Egi : “Kamu ingat kan dulu pernah nasehati buat belajar bareng, Sekarang giliranku, ayo persiapkan buat UAS.”

Wahyu : “Eeh.. (mau ngomong tapi ga jadi) Iyah..”

Arkan : “Jujur, aku gak semangat.”

(Shoot Echa narik lengan Wahyu)

Echa : “kenapa sih?”

Wahyu : “Begitu ceritanya.”

Echa : “Yeyy..”

(shoot Arkan)

Arkan : “Makasih ya, kalian dah peduli.”

Rahmat : “Arkan, kamu ingat gak? Kita berlima sahabat, jika satu diantara kita dalam kesusahan, kita janji akan saling bantu cari jalan keluar. Kita ini sobat, dan aku harap perlahan, kamu bisa keluar dari permasalahan ini. Kamu pasti bisa.”

Faiz : “Benar, Kan. Gak baik, larut terus dalam kesedihan. Oke?”

(Arkan terlihat tersenyum)

Egi : (merangkul lalu 5 sahabat itu mengumpulkan tangan kanannya menjadi satu) “Friend Forever….!” (teriak mimpin)

(semua kompak menjawab, “yaul!!!”, setelah itu shoot Echa tersenyum melihat 5 orang itu)

Adegan 12

Setting : Cuplikan ringkas di segala tempat

(Musik mulai, dialog redam tapi tetap menunjukan yang di shoot percakapan. Shoot pertama : Arkan, rahmat, Faiz, Egi, Wahyu, dan Echa di perpustakaan. Tampak yang mimpin belajar Rahmat yang menjelaskan materi pelajaran pada teman-temannya. Lingkungan belajar harmonis, Arkan sudah mulai tersenyum walau masih terlihat guratan sedih di wajahnya. Shoot kedua : Echa lagi nerangin materi pada Arkan berdua, sedangkan yang lain misah. Yang lain usil, ledekin Arkan dan Echa yang lagi berdua. Tapi dilempar stip oleh Arkan balas candaan juga yang mengenai Wahyu. Wahyu nangis lawak. Shoot ketiga : Ruang BOP, bu kris kasih kartu UAS pada Arkan, faiz, Egi, Wahyu, dan Rahmat diakhiri “terimakasih Bu.” Tapi dialog tetap diredam karena musik tetap main. Shoot ke empat : UAS dimulai, kalo bisa ambil gambar yang saat kelas 11 ini lagi UTS agar terlihat alami sampai bel masuk. Shoot ke lima : Ruang kelas lagi UAS, tapi isi ruangan gak nyata, terdiri dari para pemain di 1 ruangan minimal 17 orang. Ada Arkan, Egi, Faiz di dalam ruang itu, shoot guru yang membagikan kertas terlihat kertas yang dibagikan kewarganegaraan. Shoot ke 6 : kalender yang dirobek atau dicoret. Shoot ke 7 : lembaran kertas hari ke-2. Shoot ke 8 : coretan kalender atau kalender yang dirobek. Berulang samapai hari terakhir yaitu bahasa jepang. Shoot terakhir : di aula Arkan, faiz, rahmat, Egi dan Wahyu, kembali menyatukan tangan kanan mereka dan berkata “sukses!!”. Dan musik pun berakhir)

Adegan 13

Setting : Koridor kelas 12

(Pengumuman UAN-Live. Di layar ada tulisan “26 April 2010”. Shoot ekspresi siswa yang harap-harap cemas, atau ekpresi yang pantas di ambil. Tidak mesti pemeran yang diambil tapi natural. Shoot rasa bahagia siswa yang lulus, usahakan cari siswa yang nangis.)

Adegan 14 (Ada prolog)

Setting : Koridor kelas 12

(Musik sedih. Dari keramaian berganti sepi. Di pohon cinta, terlihat Arkan yang melihat sekitarnya. Tempat kelas 12 yang penuh kenangan. Flashback masa lalu, mulai dari rekaman bersama Adesty, Perpisahan Adesty, sahabat yang memberi semangat, kejadian lucu, ruangan kelas, guru satu persatu di shoot yang mengajar anak kelas 12.)

(Setelah flashback, Egi, Wahyu, faiz, Rahmat dan Echa. Satu persatu menghampiri Arkan yang duduk di pohon cinta.)

Arkan : “Setelah kita keluar dari SMA 1 ini, kita akan berpisah. Kamu (shoot Rahmat) akan ke UGM, kamu (faiz) ke Jakarta, kamu (Wahyu) akan ke semarang, kau (Egi) ke purwokerto dan kamu Echa akan ke Bandung. Tak ada yang abadi di dunia ini, pasti kebersaman ini akan berakhir pada perpisahan. Aku pasti merindukan kalian, teman. Friend forever. Tapi ku harap, kita masih tetap berhubungan walau dalam jarak jauh.”

(Arkan, Faiz, Egi, Wahyu, dan Rahmat saling merangkul membentuk lingkaran dan Echa duduk memandanginya dengan menahan tangis. Lagu yang menandakan kenangan pun diputar, kalo saran lebih baik ambil lagu Peterpan yang aku dan kenangan, kalo bukan itu Elemen yang Waktu terus berlalu)

The End

Satu tanggapan untuk “Naskah Film : Friend Forever”

  1. Just want to say your article is as amazing. The clearness in your post is simply nice and i could assume you are an expert on this subject. Fine with your permission allow me to grab your feed to keep updated with forthcoming post. Thanks a million and please keep up the rewarding work.

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.